Handayani, Sri (2022) PERBANDINGAN PERUBAHAN ARSITEKTUR LUKA KORNEA DAN ASTIGMATISME PADA INSISI CLEAR KORNEA ANTARA INSISI UNIPLANAR DAN BIPLANAR PASCA FAKOEMULSIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY SEGMEN ANTERIOR DAN TOPOGRAFI KORNEA = Comparison of Post-Surgical Of Corneal Wound Architectural and Astigmatic Changes In Clear Corneal Incision between Uniplanar and Biplanar Incisions after Phacoemulsification Using Anterior Segment Optical Coherence Tomography and Corneal Topography. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
C102216202_tesis_02-08-2022 cover1.png
Download (191kB) | Preview
C102216202_tesis_02-08-2022 1-2.pdf
Download (1MB)
C102216202_tesis_02-08-2022 dp.pdf
Download (1MB)
C102216202_tesis_02-08-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 31 October 2024.
Download (4MB)
Abstract (Abstrak)
Sri Handayani. Perbandingan perubahan arsitektur luka kornea dan astigmatisme pada insisi clear kornea antara insisi uniplanar dan biplanar pasca fakoemulsifikasi dengan menggunakan optical coherence tomography segmen anterior dan topografi kornea (dibimbing oleh Muh. Abrar Ismail, Hasnah Eka, Muh. Firdaus Kasim).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi arsitektur penyembuhan luka insisi kornea dan astigmatisme setelah operasi fakoemulsifikasi
Desain Penelitian ini menggunakan kohort prospektif yang dilakukan pada 51 penderita katarak senilis yang menjalani fakoemulsifikasi terdiri 25 penderita dengan tipe insisi uniplanar dan 26 penderita dengan insisi biplanar. Perubahan arsitektur luka dan astigmatisme dinilai pre-operatif dan post-operatif (H+1, H+7, H+14, H+21) menggunakan optical coherence tomography anterior dan topografi kornea. Kami menemukan tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,18) luka operasi antara insisi uniplanar dan biplanar pada H+1. Penyembuhan luka operasi terlihat pada H+7 setelah operasi untuk insisi uniplanar. Sebaliknya, belum terjadi penyembuhan luka operasi pada insisi biplanar. Pada H+7 terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) antara luka operasi dengan insisi uniplanar dan biplanar. Penyembuhan luka yang signifikan pada uniplanar juga teramati pada H+14 (p=0,000) dan H+21 (p=0,000) dibandingkan insisi biplanar. Astigmatisme antara pre-operatif dan H+14 tidak signifikan (p>0,05).
Hasil penelitian menunjukkan insisi uniplanar lebih baik dalam proses penyembuhan luka operasi yang lebih cepat dibandingkan insisi biplanar. Kedua jenis ini tidak menyebabkan peningkatan astigmatisme post-operatif.
Keywords : fakoemulsifikasi, insisi clear corneal, katarak senilis, arsitektur luka, astigmatisme
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | phacoemulsification, clear corneal incision, senile cataract, wound architecture, astigmatism |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Penyakit Mata |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 10 Nov 2022 03:26 |
Last Modified: | 10 Nov 2022 03:26 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/22742 |