Hikayat Sayyid Jalaluddin Al-Aidid: Edisi Teks, Ajaran, Ritual, dan Jaringannya = Sayyid Jalaluddin Al-Aidid Tale of Text Edition. Ritual Teaching. Network

Husnul Fahimah Ilyas, Hikayat Sayyid Jalaluddin Al-Aidid: Edisi Teks, Ajaran, Ritual, dan Jaringannya (Dibimbing oleh Nurhayati Rahman, Tadjuddin Maknun, Muhlis Hadrawi).

Penelitian ini menyelidiki 1) Bagaimana wujud edisi teks HSJA dalam alih aksara dan alih bahasa? 2) Ajaran-ajaran apakah yang dikembangkan oleh Sayyid Jalaluddin Al-Aidid berdasarkan sumber teks HSJA? 3) Jenis-jenis ritual apakah yang dikembangkan oleh Sayyid Jalaluddin Al-Aidid berdasarkan teks HSJA? 4) Bagaimana pola jaringan Sayyid Jalaluddin Al-Aidid pada jalur geohistoris pesisir selatan dan laut flores dalam teks HSJA?

Penelitian dilakukan dengan cara mengedisi dan menelaah teks HSJA serta teks-teks relevan, terutama yang berkaitan dengan ritual atau upacara keagamaan di komunitas Sayyid Al-Aidid, menggunakan pendekatan interdisiplin. Pertama filologi yang diperuntukkan pada kajian teks-teks yang menjadi acuan dalam ajaran, ritual, dan jaringan di komunitas Al-Aidid secara turun-temurun sampai sekarang ini dengan menggunakan pendekatan filologi modern. Dianalisis dari internal evidence (kajian teks internalnya) dan eksternal evidence melalui pendekatan antropologi agama dan sejarah. Pengumpulan data dilakukan dengan menginventarisasi manuskrip, membandingkan, mentransliterasi, dan menerjemahkan. Data eksternal evidence dilakukan dengan teknik wawancara dari anrong guru, pemuka masyarakat, tokoh budaya, masyarakat turunan Al-Aidid, dan masyarakat umum; observasi; perekaman visual dan audiovisual; serta studi kepustakaan.

Tiga temuan utama yang dihasilkan. Pertama, Sayyid Jalaluddin Al-Aidid mengajarkan konsep Nur Muhammad dan terwujud dari kitab-kitab yang digunakan adalah karya Nuruddin Ar-Raniry. Konsep Nur Muhammad yang terdapat dalam Kitab Ma’rifatul Wujud sebagai kitab terpenting bagi komunitas Sayyid Al-Aidid sebagai sumber ajaran pokoknya. Kedua, jenis-jenis ritual yang diajarkan Sayyid Jalaluddin Al-Aidid yaitu Mauduq dan attumate. Ritual Mauduq lebih kepada merayakan proses kelahiran di alam gaib yang dikenal dengan Nur Muhammad. Nur Muhammad diciptakan oleh Allah sebagai sumber segala makhluk dan alam semesta ini. Ritual attaumate dilaksanakan selama empat puluh malam, proses ini sebenarnya lebih kepada mengembalikan mahluk hidup ke alamnya semula sesuai proses penciptaannya selama 40 hari sampai ditiupkan rohnya. Ketiga, pola jaringan keilmuan dan ajaran Sayyid Jalaluddin Al-Aidid pada jalur geohistoris pesisir selatan dan Laut Flores melalui jalur hubungan anrong guru dan murid. Seorang anrong guru (mursyid) akan menuntut muridnya mendalami ajaran yang dipegang berdasarkan konsep pemahaman yang diterimanya. Dalam hal ini ajaran Nur Muhammad diterapkan dalam bentuk ritual yang berhubungan langsung dengan ilmu syariat, hakikat, tarekat, dan makrifat. Pola jaringan ini melalui hubungan keguruan dan ikatan kekeluargaan melalui perkawinan.

Keywords : Sayyid Jalaluddin, Manuskrip, Ajaran, Ritual, Jaringan