Umar, Mimi Arifin, Isfa Sastrawati, - (2022) MITIGASI BENCANA KEBAKARAN SKALA LINGKUNGAN PERMUKIMAN PADAT DI KECAMATAN TAMALATE (STUDI KASUS: KELURAHAN JONGAYA, KOTA MAKASSAR). Umar et al./ Jurnal Wilayah dan Kota Maritim.
JURNAL UMAR (D101181014).pdf
Download (975kB)
Abstract (Abstrak)
Permukiman padat merupakan daerah yang rentan terhadap resiko bencana kebakaran. Permukiman di
Kelurahan Jongaya memiliki riwayat bencana terdampak kebakaran tertinggi di Kota Makassar. Berdasarkan
hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bangunan terkait resiko bencana
kebakaran, mengidentifikasi tingkat resiko bencana kebakaran, dan menyusun arahan mitigasi bencana
kebakaran. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu survey lapangan, dokumentasi, wawancara,
dan studi kepustakaan. Identifikasi karakteristik bangunan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan mengelompokkan bangunan berdasarkan material, ukuran, jumlah lantai,
kerapatan, kepadatan dan koefisien dasar bangunan (KDB), kemudian teknik analisis spasial digunakan untuk
memetakan karakteristik bangunan tersebut. Identifikasi tingkat resiko bencana kebakaran dilakukan dengan
mengggunakan teknik analisis pembobotan (scoring) yaitu dengan menentukan nilai dari variabel ancaman,
kapasitas, dan variabel kerentanan, selanjutnya teknik analisis spasial dilakukan untuk memetakan tingkat
resiko bencana kebakaran berdasarkan variabel-variabel tersebut. Arahan mitigasi bencana kebakaran
berdasarkan hasil identifikasi dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk
menarasikan arahan, analisis spasial untuk memetakan arahan, dan studi kepustakaan untuk menambah
konsep arahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik bangunan yang rentan terjadi kebakaran
karena kepadatan bangunan tinggi, kerapatan bangunan tinggi, dan material bangunan mudah terbakar (38%
sangat mudah terbakar dan 31% tidak mudah terbakar). Kemudian, tingkat resiko bencana kebakaran di RT
04 RW 02 Kelurahan Jongaya dengan 67% atau 88 unit bangunan termasuk dalam klasifikasi resiko tinggi.
Dengan demikian, arahan mitigasi struktural diprioritaskan pada penyediaan motor pemadam, pompa air
pemadam portabel, dan alat pemadam api ringan (APAR) sedangkan mitigasi non-struktural lebih kepada
program peningkatan kapasitas masyarakat tangguh bencana.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mitigasi, bencana kebakaran, permukiman padat, Kelurahan Jongaya. |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaan Wilayah Kota |
Depositing User: | Kamaluddin Mantasa |
Date Deposited: | 19 Sep 2022 06:20 |
Last Modified: | 19 Sep 2022 06:20 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/19210 |