ANALISIS FAKTOR PREDIKTIF KEGAGALAN PENGOBATAN PASIEN TBC PARU KAITANNYA DENGAN STRAIN GENOTIPE BEIJING MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

SYAHRIDHA. Analisis Faktor Prediktif Kegagalan Pengobatan Pasien TBC Paru Kaitannya Dengan Strain Genotipe Beijing Mycobacterium (dibimbing oleh Nasrum Massi, Ahyar Ahmad, dan Irawaty Djaharuddin).

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor prediktif kegagalan pengobatan pasien TBC paru kaitannya dengan strain genotipe Beijing Mycobacterium tuberkulosis.

Penelitian Menggunakan Rancangan Prospektif kohort. Sampel pasien kategori TBC kategori 1 yang berusia 15-65 tahun sebangak 65 tahun sebanyak 55 sampel. Pengidentifikasian strain genotipe Beijing dengan menggunakan multipel PCR dan MIRU-VNTR yang dianalisis melalui web MIRU-VNTR-plus untuk Mengidentifikasi berbagai jenis strain Mycobacterium tuberculosis. Faktor orediktif kegagalan pengobatan dianalisis menggunakan uji chi-Square (pearson chi-Square dan fisher exact test) dan memunculkan nilai risiko relatif dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan teridentifikasi 8 strain Mycobacterium
Tuberkulosis antara lain strain genotipe Beijing sebanyak 14 (25,5%), EAI sebanyak 12 (21,8%), LAM sebanyak 10(18,2%), S sebanyak 6 (10,9%),Dehli/cas sebanyak 6 (10,9%), Haarlem sebanyak 4 (7,3%), Careroon sebanyak 2 (3,6%), TUR sebanyak 1 (1,8%). Sementara itu terdapat 9 pasien (16,4%) yang mengalami kegagalan pengobatan. Hasil lainnya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status diabetes mellitus (p=0,026;RR=4,038), anemia (p=0,046; RR=4,111) dan strain genotipe Beijing (p=0,037, RR=3,661) dengan kegagalan pengobatan. Hasil penelitian juga menunjukan adanya hubungan yang signifikan anatara status diabetes mellitus (p=0,026; RR=3,661) dan kegagalan pengobatan pasien TBC paru di kota makassar. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status diabetes yang dikaitkan pada kategori strain genotipe Beijing dengan kegagalan pengobatan pasien TBC paru (p=0,035; RR=5,000).