HUBUNGAN PENINGKATAN TEKANAN INTRA OKULAR SEBELUM TRABEKULEKTOMI DENGAN PERUBAHAN KETEBALAN LAPISAN SERABUT SARAF RETINA PERIPAPIL SESUDAH TRABEKULEKTOMI PADA PASIEN GLAUKOMA

Margaret Indirawati. Hubungan Peningkatan Tekanan Intra Okular Sebelum Trabekulektomi dengan Perubahan Ketebalan Lapisan Serabut Saraf Retina Peripapil Sesudah Trabekulektomi pada Pasien Glaukoma. (dibimbing oleh Noro Waspodo dan Andi Tenrisanna Devi)
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan peningkatan TIO sebelum trabekulektomi dengan perubahan ketebalan lapisan serabut saraf retina peripapil setelah trabekulektomi pada pasien glaukoma. Kriteria inklusi adalah pasien glaukoma yang dilakukan trabekulektomi dengan masa follow up selama 3 bulan setelah trabekulektomi .
Sebanyak 26 pasien (30 mata) dilakukan trabekulektomi dengan tekanan intra okular awal sebesar 42.7 ± 8.8 mmHg menjadi 14.73 ± 1.28 mmHg (p 0.000) setelah trabekulektomi. Terdapat penipisan lapisan serabut saraf retina peripapil setelah trabekulektomi dari 74.83 ± 31.04 µm menjadi 64.97 ± 25.56 µm (p 0.000). Terdapat hubungan yang tidak signifikan terhadap peningkatan tekanan intra okular sebelum trabekulektomi dengan penipisan lapisan serabut saraf retina peripapil setelah trabekulektomi pada kelompok dengan tekanan intra okular ≥ 42 mmHg (p 0.517, r -0.182) maupun kelompok dengan tekanan intra okular < 42 mmHg (p 0.673, r 0.119), namun penipisan lebih besar terjadi pada kelompok dengan tekanan intra okular yang lebih tinggi.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi penipisan lapisan serabut saraf retina peripapil setelah dilakukan trabekulektomi pada kelompok dengan tekanan intra okular yang lebih tinggi sebelum trabekulektomi walaupun tekanan intra okular setelah trabekulektomi cenderung stabil.