Self-Disclosure Remaja dalam Relasi Romantis di Media Sosial

Self-disclosure merupakan proses pemberian informasi baik yang disengaja maupun tidak dalam diri seseorang terhadap orang lain. Self-disclosure terdiri dari lima dimensi diantaranya ukuran atau jumlah, valensi, ketepatan dan kejujuran, intensi, dan kelekatan. Hal lain yang dapat mendukung proses self-disclosure adalah motif serta faktor yang mempengaruhi. Remaja pada tahapan perkembangannya yang mengalami transisi dari pengasuhan sepenuhnya oleh orang orang tua menjadi otonom dengan tanggung jawab oleh remaja itu sendiri, membuat remaja dapat bereksplorasi untuk mengetahui dirinya sendiri, serta menjalin relasi dengan teman sebayanya, termasuk relasi secara romantis. Self-Dislocusre menjadi sarana untuk membangun relasi tersebut. Zaman yang semakin berkembang membuat remaja dapat menjadi relasi melalui media sosial. Remaja dapat mencari, berkenalan, dan menjalin relasi bersama orang lain. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat self-disclosure remaja dalam menjalin relasi romantis di media sosial.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini merupakan remaja yang menjalin relasi romantis melalui media sosial. Teknik penggalian data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan open-ended. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-disclosure pada ketiga subjek berbeda-beda antara satu dengan yang lain, baik pada dimensi yang nampak, motif menjalin relasi, dan faktor yang mempengaruhi relasi. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh sarana media sosial yang difasilitasi oleh anonimitas, serta tujuan masing-masing subjek yang berubah seiring dengan proses relasi yang dijalani.