Sistem Agroforestri Berbasis Kakao: Distribusi Perakaran, Akses Terhadap Air dan Hara Serta Potensi Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim = Cocoa-Based Agroforestry Systems: Root Disribution, Accsess to Water and Nutrient, and Potential Mitigation to Climate Change


Saleh, Abdul Rahim (2022) Sistem Agroforestri Berbasis Kakao: Distribusi Perakaran, Akses Terhadap Air dan Hara Serta Potensi Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim = Cocoa-Based Agroforestry Systems: Root Disribution, Accsess to Water and Nutrient, and Potential Mitigation to Climate Change. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
P013171002_disertasi_23-05-2022 cover1.png

Download (69kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
P013171002_disertasi_23-05-2022 1-2.pdf

Download (2MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
P013171002_disertasi_23-05-2022 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
P013171002_disertasi_23-05-2022.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract (Abstrak)

ABDUL RAHIM SALEH. Sistem Agroforestri Berbasis Kakao: Distribusi Perakaran, Akses Terhadap Air dan Hara Serta Potensi Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim (dibimbing oleh Sikstus Gusli, Ambo Ala, dan Risma Neswati)

Penelitian ini bertujuan 1. Mempelajari distribusi akar halus sebagai respon atas meningkatnya persaingan di bawah tanah berbatu dalam sistem agroforestry;
2. Mengkaji dampak kepadatan pohon dalam sistem agroforestri terhadap produktivitas agroforestri berbasis kakao di atas tanah berbatu; 3. Mengkaji efektivitas sistem dalam menyerap dan menyimpan karbon sebagai bentuk mitigasi perubahan iklim.
Kami membandingkan sistem agroforestri berdasarkan pada usia sistem agroforestri kakao, yaitu agroforestri kakao berumur muda (YCAF) dan tua (OCAF), dan sistem monokultur (Mono) tanpa membedakan usia dari tanaman. Kami mengamati kepadatan panjang akar (KPA) pohon kakao dan langsat di bawah tajuk kakao dari jarak 0.4 ; 1,2 ; dan 1,7 m dari batang kakao pada empat kedalaman (0-10, 10-20, 20-30 dan, 30-40 cm) pada masing-masing jarak di semua system. Kami juga mengamati kerapatan pohon dalam sistem agroforestry, hasil biji kakao, dan produksi pohon naungan pada sistem agroforestri, serta potensi penyimpanan karbon dalam sistem agroforestri.
Kerapatan panjang akar kakao tertinggi di sistem Mono terletak di lapisan tanah bagian atas dan menurun dengan meningkatnya kedalaman tanah. Produksi biji kakao dua kali lipat lebih besar di sistem Mono, namun hasil konversi produksi buah yang dipanen dari pohon naungan, mensubtitusi kehilangan hasil biji kakao akibat penerapan sistem agroforestri. Biomassa pohon meningkat di atas dan di bawah tanah dari sistem Mono ke sistem YCAF (dari 18 menjadi 48 Mg ha-1). Potensi cadangan karbon di sistem agroforestry yang didirikan di atas tanah berbatu sebesar 20% dibanding cadangan karbon di sistem hutan primer, tetapi masih lebih tinggi 2,5 kali dibanding dengan sistem monokultur kakao. Jika direncanakan dengan baik, perkebunan kakao di sistem agroforestri masih memungkinkan untuk meningkatkan hasil yang lebih tinggi dengan manfaat tambahan sebagai penyerapan karbon, stabilitas sistem produksi, dan keanekaragaman hayati.
Keywords : hasil biji kakao, sistem agroforestri, kerapatan panjang akar, biomassa pohon dan cadangan karbon

Item Type: Thesis (Disertasi)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions (Program Studi): Program Pascasarjana > Ilmu Pertanian
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 14 Jun 2022 02:35
Last Modified: 14 Jun 2022 02:35
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/16572

Actions (login required)

View Item
View Item