Pascamodernisme sebagai Teror Mental dalam Lakon Geer Karya Putu Wijaya


Abidin, Aslan (2021) Pascamodernisme sebagai Teror Mental dalam Lakon Geer Karya Putu Wijaya. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Full text] Text (Full text)
P0300316404_disertasi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[thumbnail of Bab I & II] Text (Bab I & II)
P0300316404_disertasi_bab 1-2.pdf

Download (522kB)
[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
P0300316404_disertasi_cover1.jpg

Download (160kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
P0300316404_disertasi_datar pustaka.pdf

Download (225kB)

Abstract (Abstrak)

ABSTRAK
ASLAN ABIDIN. Pascamodernisme sebagai Teror Mental dalam Lakon Geer Karya Putu Wijaya. (Dibimbing: Nurhayati Rahman, Burhanuddin Arafah, dan Inriati Lewa)

Penelitian ini bertujuan menemukan strategi teror mental dan bentuk bahasa yang digunakan dalam lakon Geer karya Putu Wijaya. Asumsi awal menunjukkan bahwa pengarang melakukan teror mental memanfaatkan idiom-idiom seni pascamodernsime. Sementara bentuk bahasa yang dipakai bukan bahasa puitik melainkan bahasa biasa sehari-hari. Penelitian menggunakan perspektif pascamodernisme untuk mengidentifikasi idiom-idiom seni pascamodernisme. Idiom tersebut kemudian dianalisis sebagai strategi wacana pengarang melakukan teror mental. Adapun pemakaian bahasa sehari-hari diidentifikasi melalui tindak berbahasa perlokusi. Tindak perlokusi menghendaki pembicara melakukan keinginan lawan bicara sehingga menggunakan bahasa biasa yang dimengerti lawan bicara.
Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, agar dapat melakukan teror mental, Wijaya melanggar dan mencampur-aduk segala perangkat bersastra. Mulai dari bentuk hingga isi dibuat bergaya anti-alur, realis, realisme-magis, absurd, simbolik, pastiche, parody, kitsch, camp, dan schizophrenia. Semua itu berbaur menjadi karya sastra pascamodernisme yang diberondongkan ke pembaca agar mengalami tikaman jiwa dan gangguan pikiran. Kedua, teror mental dimungkinkan oleh penggunaan tindak berbahasa (speech acts) menggunakan bahasa sehari-hari dalam tindak berbicara representatif, ekspresif, direktif, komisif, dan deklaratif. Penggunaan bahasa sehari berimplikasi membuat teks lakon Geer “memiliki editing cepat” dan lancar dibaca. Hal itu berkonsekuensi menjadikan teks lakon Geer menjadi tidak puitis.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Uncontrolled Keywords: Geer, Putu Wijaya, teror mental, pascamodernisme, perlokusi.
Subjects: P Language and Literature > PE English
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 31 May 2022 01:11
Last Modified: 31 May 2022 01:11
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/16203

Actions (login required)

View Item
View Item