PENERAPAN PROGRAM KORPORASI PETANI DAN DAMPAKNYA PADA USAHA TANI (Studi Kasus di Kelompok Tani Semangat 45) = IMPLEMENTATION OF FARMER CORPORATE PROGRAM AND ITS IMPACT ON RICE FARMING (Case Study in the Semangat 45 Farmer Group)

Pemerintah memulai kebijakan pengembangan kawasan pada tahun 2012 dengan dikeluarkannya Permentan Nomor 50 dan pada tahun 2018 pengembangan kawasan pertanian dilakukan dengan berbasis korporasi petani melalui pendekatan yang menggabungkan aspek teknis dan kelembagaan petani. Sulawesi Selatan sendiri merupakan salah satu daerah yang melaksanakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh penerapan program korporasi petani dan dampak perubahannya terhadap usahatani padi yang dijalankan kelompok tani. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panrannuangku, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar pada bulan Juni-September 2021. Metode penelitian adalah studi kasus pada kelompok tani Semangat 45 yang tergabung dalam korporasi petani yang dibentuk oleh pemerintah. Informan adalah anggota kelompok tani dan mitra dari pihak swasta yaitu kemitraan petani sebagai penyuplai bibit dan agen pemasaran, dan pihak pemerintah yang mewakili BPTP Sul-Sel, Dinas Pertanian Takalar, dan BPP Polongbangkeng Utara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif untuk mengkaji implementasi program korporasi petani dan analisis Uji Beda untuk mengetahui perbedaan usahatani petani sebelum dan sesudah pelaksanaan program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program korporasi petani belum berjalan sesuai dengan seluruh petunjuk teknis PKPTPBKP. Ada enam dari sembilan kriteria yang terpenuhi dan empat dari sepuluh kegiatan terlaksana dalam tahap kegiatan percontohan serta ada tiga dari delapan yang terlaksana dalam tahapan kegiatan pelaksanaan program. Pembentukan korporasi petani Semangat 45 belum melaksanakan seluruh aktifitas secara berkelompok, belum memiliki mitra kelembagaan dari hulu hingga hilir untuk mencapai skala efisiensi. Terjadi perbedaan penerapan teknologi usahatani, sehingga terjadi peningkatan produksi 2-3 ton/ha dan pendapatan petani.
Keywords : Pengembangan Kawasan Pertanian, Korporasi petani, Usahatani Padi, Kelompok Tani