PENJATUHAN SANKSI ADAT TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DI KAWASAN ADAT KAJANG AMMATOA (STUDI KASUS DI KECAMATAN KAJANG, KABUPATEN BULUKUMBA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses pembuktian delik adat terhadap pelaku pencurian di kawasan adat Kajang Ammatoa dan untuk mengetahui dan mempelajari sistem penjatuhan sanksi pada delik adat terhadap pelaku pencurian di kawasan adat Kajang Ammatoa.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian empiris dengan pendekatan data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian ini berada di Desa Tana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Adapun hasil penelitian ini, yaitu proses pembuktian delik adat terhadap pelaku pencurian dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama Kana Tojeng (Sumpah) , Tunu Panroli (Bakar Linggis) dan Tunu Passau (Bakar Dupa). Adapun hasil penelitian ini, yaitu sistem penjatuhan sanksi pada delik adat terhadap pelaku pencurian ada tiga, yang pertama sanksi yang paling berat (Poko babbala’) dengan denda sebesar Rp.12.000.000 ditambah kain kafan 12 meter. Kedua sanksi yang sedang (tanga babbala’) didenda sebesar Rp.6.000.000 sampai Rp.8.000.000 ditambah satu gulung kain putih. Ketiga sanksi ringan (cappa babbala’) didenda Rp.4.000.000 ditambah satu gulung kain putih.
Kata Kunci: Kana Tojeng, Tunu Panroli, Tunu Passau, Sanksi Adat Pencurian, Ammatoa Kajang.