Studi Kelayakan Lingkungan Dampak Pembangunan Penampungan Air (Waterpond) Sebagai Pengendali Banjir Di Kota Makassar

Di Kota Makassar, banjir terjadi hampir setiap tahunnya pada saat memasuki musim penghujan. Berdasarkan hasil dari Tim Kajian Banjir Sulawesi Selatan (TKB Sulsel) yang dipimpin oleh Syamsu Rijal mengungkapkan penyebab banjir parah yang melanda sejumlah kabupaten beberapa waktu lalu. Di antaranya alih fungsi lahan dan deforestasi, khususnya di hulu dan tengah DAS dan curah hujan yang ekstrem. Selain itu, ada kondisi eksisting berupa tutupan lahan, konfigurasi lahan/kelerengan, pendangkalan sungai yang mendukung terjadinya banjir, hunian bantaran sungai, buruknya sistem drainase dan tampungan air yang tidak memadai. Selain faktor di atas naiknya permukaan air laut juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari pembangunan kolam penampungan air (waterpond) terhadap ketinggian banjir di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar pada saat musim hujan. Sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan sekunder dari sensor pada waterpond berupa data intensitas curah hujan, waktu terjadinya hujan dan ketinggian air pada drainase dan waterpond.
Berdasarkan hasil analisa kolam penampungan air (waterpond) mampu mengurangi ketinggian banjir. Dimana apabila waterpond berfungsi secara optimal maka ketinggian air pada drainase dapat dikontrol.