BURUH LEPAS PEREMPUAN PERUM BULOG PANAIKANG KOTA MAKASSAR

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai latarbelakang pekerja perempuan memilih bekerja sebagai buruh lepas perempuan, serta kendala dan hambatan yang dialami oleh buruh lepas perempuan Perum Bulog Panaikang. Selain itu, penelitian ini juga berupaya untuk mengetahui strategi dan pola adaptasi yang dilakukan oleh buruh lepas perempuan dalam menghadapi kendala dan hambatan ketika menjadi buruh lepas di Perum Bulog Panaikang kota Makassar.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui jenis penelitian studi kasus. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purpossive. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 3 latar belakang perempuan bekerja sebagai buruh lepas di Perum Bulog Panaikang, yakni faktor ekonomi (membantu perekonomian keluarga), psikologis (kejenuhan), dan sosiologis (ajakan teman). Bekerja sebagai buruh lepas perempuandi Perum Bulog Panaikang tak lepas dari kendala dan hambatan yang mereka alami. Dalam menjalani pekerjaannya sebagai buruh lepas, kondisi yang terkadang mereka alami adalah perubahan pola hidup dengan menyandang beban ganda, datangnya cuaca buruk yang menghambat proses kerja, perubahan posisi mandor, serta perundungan dari pekerja laki-laki kepada perempuan yang berstatus janda dan bertubuh gemuk. Kendala dan hambatan yang mereka alami dihadapi dengan serangkaian strategi dan pola adaptasi yang mereka ciptakan untuk dapat melalui kondisi tersebut. Beban ganda dihadapi dengan cara menyesuaikan diri dengan pola hidup baru mereka secara perlahan-lahan. Sementara datangnya cuaca buruk di sisi lain membuat mereka dapat memanfaatkan waktu yang tersedia untuk berkumpul bersama keluarga. Perubahan posisi mandor adalah situasi yang dihadapi dengan cara membangun hubungan emosional dan komunikasi yang baik dengan mandor baru. Pada kasus perundungan yang dialami buruh lepas perempuan, mereka cenderung menghadapi dengan mendatangi secara langsung orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut.