HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DENGAN TINGKAT STRESS, ANSIETAS DAN DEPRESI PENJAGA WARUNG DI BUMI TAMALANREA PERMAI ( BTP) PADA TAHUN 2019

Stres merupakan sebuah bentuk respon tubuh seseorang yang memiliki beban pekerjaan berlebihan. Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki risiko sangat besar
mengalami stres adalah kepala keluarga. Hal ini terjadi karena mereka dihadapkan pada tuntutan untuk mencari penghasilan untuk kelangsungan hidup mereka dan anggota
keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat penghasilan dengan tingkat stress, ansietas dan depresi pada penjaga warung di Bumi
Tamalanrea Permai, Kota Makassar pada tahun 2019. Ansietas pula adalah gangguan cemas menyeluruh yang biasanya disebabkan oleh stresor lingkungan, seperti kesulitan
di tempat kerja, masalah hubungan, atau masalah keluarga. genetika, karena orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan lebih mungkin untuk mengalaminya sendiri. Depresi pula adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang.
Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 30 responden dengan karakteristik sampel yang bekerja sebagai penjaga warung. Subjek diambil secara simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skor DASS dan kuesioner jumlah penghasilan perbulan. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson . Hasil penelitian yakni nilai p =0.02 pada tingkat
penghasilan dengan tingkat ansietas dan tingkat stres.Bagi tingkat depresi pula nilai p=1.00. Terdapat korelasi negatif yang sangat bermakna antara tingkat penghasilan dan
tingkat stress dan ansietas penjaga warung di BTP dengan kekuatan korelasi kuat.
Semakin rendah tingkat penghasilan, maka tingkat stress dan ansietas semakin tinggi. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah terdapat hubungan antara tingkat penghasilan penjaga warung BTP dengan tingkat ansietas dan stres, akan tetapi tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat penghasilan dengan tingkat depresi pada responden.