Riswan, Rhini Pratiwi (2020) UJI IN-VITRO TUJUH VARIETAS CABAI TERHADAP Colletotrichum gloeosporioides (Penz) Penz. and Sacc. DENGAN METODE INOKULASI YANG BERBEDA. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
G11116011_skripsi_22-09-2020_Cover1.jpg
Download (4kB) | Preview
G11116011_skripsi_22-09-2020_1-2(FILEminimizer).pdf
Download (912kB)
G11116011_skripsi_22-09-2020_Daftar Pustaka dan lamp.(FILEminimizer).pdf
Download (1MB)
G11116011_skripsi_22-09-2020(FILEminimizer) ........................ ok.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Penyakit antraknosa adalah salah satu penyakit utama pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides. Adapun upaya yang dilakukan dalam pengendalian C. gloeosporioides yaitu dengan menanam jenis varietas tahan terhadap penyakit ini. Selanjutnya tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi tujuh varietas cabai yang tahan terhadap serangan C. gloeosporioides pada skala laboratorium menggunakan metode inokulasi dengan pelukaan dan tanpa pelukaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hubungan Serangga dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada bulan September-Oktober 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Faktorial Dua Faktor (F2F) dalam Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama adalah varietas cabai yang terdiri dari 7 taraf, yaitu: varietas Gandewa (V1); varietas Lado F1 (V2); varietas Laris F1 (V3); varietas Pilar F1 (V4); varietas Provost F1 (V5); varietas Bhaskara F1; dan varietas Unggul Bara (V7). Faktor kedua adalah metode inokulasi buah yang terdiri dari 2 taraf, yaitu buah tanpa pelukaan ditetesi dengan suspensi konidia 106 (I0) dan buah dengan pelukaan ditetesi dengan suspensi konidia 106 (I1). Pengamatan dilakukan dua hari setelah inokulasi, sebanyak 5 kali pengamatan setiap jam 8 pagi. Adapun Parameter penelitian yaitu ukuran gejala yang muncul pada bagian tengan buah cabai. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif menggunakan ANOVA pada tarah nyata 5% dan dilanjutkan menggunakan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pada metode pelukaan varietas Bhaskara F1 menunjukkan tingkat keparahan tertinggi dan untuk metode tanpa pelukaan varietas Gandewa menunjukkan tingkat keparahan tertinggi.
Kata Kunci: Antraknosa, Colletotrichum gloeosporioides, Pelukaan, Tanpa Pelukaan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Antraknosa, Colletotrichum gloeosporioides, Pelukaan, Tanpa Pelukaan. |
Subjects: | S Agriculture > SB Plant culture |
Depositing User: | sangiasseri abubakar |
Date Deposited: | 17 Dec 2020 05:38 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 04:42 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/1439 |