FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PATCH DERMAL DARI DOKSISIKLIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PENINGKAT PERMEASI

Penyakit infeksi kulit merupakan salah satu infeksi bakteri yang dapat menembus lapisan kulit. Doksisiklin (DOX) merupakan antimikroba yang aktif terhadap S. aureus dan P. aeruginosa yang merupakan bakteri utama penyebab infeksi kulit. Namun, Ketika diaplikasikan secara topikal DOX tidak memiliki waktu retensi yang tinggi di kulit dan langsung mencapai sirkulasi sistemik. Oleh karena itu, DOX diformulasikan dalam bentuk mikropartikel agar dapat mengontrol pelepasan doksisiklin ketika digunakan. Untuk meningkatkan efektivitas antimikroba dalam mengobati infeksi kulit perlu dikembangkan formula yang dapat meningkatkan penetrasi obat terhadap kulit, salah satu sistem yang dapat digunakan adalah patch dermal. Patch dermal dapat meningkatkan permeabilitas stratum korneum agar dapat mencapai efek terapi yang lebih tinggi. Salah satu komposisi patch dermal yaitu peningkat permeasi yang merupakan faktor penentu laju penetrasi dalam sistem penghantaran obat. Peningkat permeasi yang biasa digunakan dalam formulasi patch adalah propilen glikol (PG) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi propilen glikol sebagai peningkat permeasi terhadap sediaan patch dermal dan aktivitas antibakteri mikropartikel DOX terhadap bakteri infeksi kulit. Formula patch dibuat dengan menggunakan PG yang dibuat dengan 4 perbandingan konsentrasi yaitu F1 (0%), F2 (0,5%), F3 (1%), dan F4 (1,5%). Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptis, evaluasi fisik patch, uji permeasi, uji retensi, uji aktivitas antibakteri S.aureus dan P.aeruginosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi propilen glikol sebagai peningkat permeasi mempengaruhi karakter fisik, kemampuan daya penetrasi, serta waktu retensi sediaan patch dermal dan meningkatkan aktivitas antibakteri dari DOX. Dari hasil uji karakter fisik dihasilkan patch yang berwarna kuning, permukaan yang halus, kering dan tidak retak, jumlah terpermeasi tertinggi pada F4 dengan jumlah PG tertinggi yaitu 1,5%, jumlah retensi tertinggi F3 dengan jumlah PG 1%, serta persen aktivitas antibakteri tertinggi yaitu F3. Berdasarkan analisis statistika, perbandingan konsentrasi PG menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap permeasi, retensi, dan persensi aktivitas antibakteri S.aureus dan P.aeruginosa. Selanjutnya diperoleh hasil bahwa F3 adalah formula terbaik yang memiliki jumlah retensi dan aktivitas antibakteri yang paling optimal.