Pengalaman Subjektif tentang Gender Harassment pada Wanita yang Bekerja pada Pekerjaan yang Didominasi oleh Pria = Subjective Experiences of Gender Harassment in Women Working in Male-Dominated Jobs

Andi Siti Irfah Maulidya, Q11116005, Pengalaman Subjektif tentang Gender Harassment pada Wanita yang Bekerja pada Pekerjaan yang Didominasi oleh Pria, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi, 2022
xiii +87 halaman. 6 lampiran

Kedudukan wanita dan pria dalam lingkungan masyarakat saat ini dianggap belum setara karena adanya faktor budaya partriarki. Penerapan budaya patriarki membuat wanita dipandang lemah, sehingga cenderung akan mengalami gender harassment. Pengalaman gender harassment memberikan dampak psikologis bagi individu, seperti perasaan terhina, risi, putus asa, marah, dikhianati, perasaan terintimidasi, perasaan tidak aman, penurunan kinerja dan kepuasan, penurunan kepercayaan diri, kesejahteraan hingga trauma dan kecemasan. Untuk mengurangi dampak psikologis yang dirasakan, individu akan melakukan coping strategy sebagai upaya menanggulangi masalah gender harassment. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman gender harassment wanita yang bekerja pada pekerjaan yang didominasi oleh pria, meliputi bentuk gender harassment yang dialami, dampak psikologis yang dirasakan dan coping strategy yang digunakan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi naratif. Subjek penelitian berjumlah tiga wanita yang bekerja pada pekerjaan yang didominasi oleh pria dengan rentang usia 22-31 tahun. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara, analisis data bersifat deskriptif, dan teknik keabsahan data yaitu triangulasi sumber informasi dari significant others. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada pekerjaan yang didominasi oleh pria rentan mengalami gender harassment, dalam bentuk sexist hostility maupun crude harassment. Dampak psikologis yang dirasakan subjek adalah sedih, risi, marah, insecure, tidak percaya diri bertemu dengan orang lain dan selalu memikirkan hal tersebut selama berhari-hari, takut dan khawatir pelecehan terulang kembali, hingga merasa tidak aman dan dendam. Subjek menghadapi gender harassment yang dialami dengan coping strategy, meliputi emotion-focused coping jenis positive reappraisal dan problem-focused coping jenis planful problem solving.
Keywords : gender harassment, coping strategy