PENGARUH Curcuma zedoaria Rosc. TERHADAP KADAR ALT DAN AST TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DI INDUKSI DMBA DAN SINAR UV B

Indonesia merupakan negara berkembang dengan tingkat paparan
sinar UV (rentang 7-10), dan tingkat polusi senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) berada pada kategori resiko bahaya sangat tinggi bagi kesehatan. Paparan berulang bahan-bahan kimia karsinogenik penyebab kanker terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada organ hepar yang
dapat dihambat dengan pemberian antioksidan. Selain memiliki aktifitas antikanker ekstrak Curcuma zedoaria (ECZ) juga berpotensi digunakan sebagai antioksidan yang dapat mencegah dan memperbaiki kerusakan jaringan hepar. Pada penelitian ini dilakukan uji in vivo menggunakan Rattus norvegicus dengan 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 (kontrol sehat), kelompok 2 (kontrol negatif) diberi induksi DMBA + sinar UV, kelompok 3 diberi induksi DMBA + Sinar UV B dan pemberian ECZ 500 mg/kgBB, kelompok 4 diberi induksi DMBA + Sinar UV B dan pemberian ECZ 750 mg/kgBB, dan kelompok 5 (kontrol positif) diberi induksi DMBA + Sinar UV B dan pemberian Vit E. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa setelah perlakuan selama 30 hari, jaringan kulit
hewan coba belum menunjukkan terjadinya kanker kulit berdasarkan hasil uji histologinya. Akan tetapi evaluasi terhadap kadar AST dan ALT hewan coba yang diinduksi DMBA + UV B menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol sehat. Adapun kelompok yang diberi ECZ juga menunjukkan penurunan kadar AST dan ALT yang berbeda secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol
negatif (P <0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ECZ memiliki efek hepatoprotektif terhadap kerusakan sel hepar pada tikus yang diinduksi oleh DMBA dan paparan sinar UV B.