Proyeksi Perubahan Penutupan Lahan di Daerah Aliran Sungai Bila dan Daerah Aliran Sungai Walanae Tahun 2034 = Projection of Land Cover Changes in Bila and Walanae Watersheds in 2034

Perubahan penutupan lahan adalah bertambahnya suatu penutupan lahan dari satu sisi penutupan ke penutupan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penutupan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya. Perubahan penutupan lahan tidak bisa dihindari seiring bertambahnya kebutuhan akan lahan. Daerah aliran sungai (DAS) Bila dan DAS Walanae merupakan wilayah yang sangat terdampak perubahan lahan dan berakibat pada kondisi lahan yang semakin kritis. Penelitian ini bertujuan memproyeksikan perubahan penutupan lahan tahun 2034 berdasarkan penutupan lahan tahun 2006 dan 2020. Metode proyeksi menggunakan model cellular automata dengan software Molusce pada Quantum GIS. Dalam menjalankannya diperlukan data penutupan lahan yang diinterpretasi dari citra Landsat 7 dan 8, serta data pendukung lainnya seperti data DEM Nasional dan peta administrasi. Interpretasi citra menghasilkan 15 kelas penutupan lahan, yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman, semak belukar, perkebunan, pemukiman, lahan terbuka, savana/padang rumput, tubuh air, hutan mangrove sekunder, semak belukar rawa, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, dan tambak. Perubahan paling signifikan pada periode 2006 dan 2020 yaitu berkurangnya hutan lahan kering primer dan semak belukar, serta bertambahnya pemukiman dan pertanian lahan kering campur semak. Pada periode 2020 dan 2034 bertambahnya lahan masih didominasi oleh pertanian lahan kering campur semak dan pemukiman, serta berkurangnya tutupan lahan didominasi oleh penutupan lahan hutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang bermukim di DAS Bila dan DAS Walanae masih sangat bergantung pada lahan pertanian serta terus mengurangi hutan.