Handayani, Andi (2021) ANALISIS KADAR INTERLEUKIN 2 DAN ANTIBODI SPIKE RECEPTOR BINDING DOMAIN SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME CORONAVIRUS 2 PADA PASIEN CORONAVIRUS DISEASE-19. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
C085171002_tesis_24-02-2022 cover.png
Download (186kB) | Preview
C085171002_tesis_24-02-2022 1-2.pdf
Download (1MB)
C085171002_tesis_24-02-2022 dp.pdf
Download (587kB)
C085171002_tesis_24-02-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS CoV-2). Penyakit ini memiliki spektrum klinis yang beragam yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Respon imun sel host berperan dalam clearance virus dan prokteksi yang diperankan oleh imun alami dan imun adaptif. Interleukin 2 yang di hasilkan oleh sel T yang teraktivasi akan meningkatkan diferensiasi dan proliferasi dari sel T menjadi sel T efektor akan mengaktivasi sel limfosit B untuk memproduksi antibodi spesifik.
Penelitian dengan desain cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar Interleukin 2 dan Antibodi S-RBD SARS CoV-2 kuantitatif pada pasien COVID-19 berdasarkan derajat penyakit yaitu non severe dan severe. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 70 sampel yang terdiri dari 40 non severe dan 30 severe. Interleukin 2 diperiksakan menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) dan Antibodi S-RBD SARS-CoV-2 kuantitatif diperiksakan menggunakan metode Electro-Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA). Data dianalisis secara statistik dengan uji Man Whitney, uji Chi Square, dan uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan kadar IL-2 secara bermakna lebih tinggi pada non severe di banding severe (p=0,001). Ditemukan hubungan bermakna pada kadar antibodi S-RBD SARS CoV-2 yang tinggi lebih banyak pada non severe di banding severe (p=0,002). Hasil uji spearman di peroleh korelasi positif kuat antara kadar IL-2 dan antibodi S-RBD SARS CoV-2 pada pasien non severe (r=0,642; p=<0,001). Kesimpulan: Kadar Interleukin 2 lebih tinggi pada non severe dan jumlah subjek non severe memiliki kadar antibodi S-RBD yang tinggi. Ditemukan korelasi positif kuat antara kadar Interleukin 2 dan Antibodi S-RBD pada non severe.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RB Pathology |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Patologi Klinik |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 07 Mar 2022 02:58 |
Last Modified: | 07 Mar 2022 02:58 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13660 |