Salsabila, Aliya (2022) MOUTH BREATHING DAN PERUBAHAN DENTOKRANIOFASIAL PADA ANAK. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
J011191027_skripsi_11-02-2022 cover.png
Download (172kB) | Preview
J011191027_skripsi_11-02-2022 1-2.pdf
Download (1MB)
J011191027_skripsi_11-02-2022 dp.pdf
Download (941kB)
J011191027_skripsi_11-02-2022.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang: Pernapasan adalah proses vital bagi tubuh manusia yang terjadi secara normal melalui hidung. Oral habit adalah perilaku berulang yang dapat menyebabkan kelainan pada gigi dan jaringan pendukung, salah satu yang paling umum pada anak-anak adalah bernapas melalui mulut atau mouth breathing. Mouth breathing merupakan disfungsi pernapasan yang mempengaruhi sekitar 10-15%
dari populasi anak-anak. Berbagai alasan dapat memaksa anak yang seharusnya bernapas melalui hidung untuk beradaptasi dengan bernapas melalui mulut.
Etiologi dari mouth breathing bersifat multifaktorial, dengan penyebab paling umum karena adanya obstruksi di daerah nasofaring. Mouth breathing menghasilkan konsekuensi yang luas dan melibatkan area tubuh yang berbeda,
meliputi mulut, perkembangan kraniofasial, saluran napas atas, serta saluran napas bawah. Tujuan: Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui dampak mouth
breathing terhadap perubahan dentokraniofasial pada anak. Metode: Metode penulisan yang dilakukan adalah studi literatur dengan mengumpulkan sumber�sumber yang relevan dengan topik, melakukan pengolahan data menggunakan
metode matriks, dan melakukan sintesis informasi dari jurnal yang dijadikan sebagai acuan. Kesimpulan: Berdasarkan tinjauan literatur, kebiasaan mouth breathing pada populasi anak-anak dapat berdampak terhadap perubahan
dentokraniofasial. Anak yang bernapas melalui mulut cenderung mengalami maloklusi Kelas II Divisi 1 dengan profil wajah cembung, peningkatan overjet akibat inklinasi labial gigi insisivus atas, palatum tinggi yang sempit dan berbentuk V, crossbite posterior, openbite anterior, bibir inkompeten, peningkatan ketinggian wajah anterior bawah akibat rotasi mandibula clockwise, alar base sempit, serta
halitosis. Belum ditemukan adanya hubungan antara mouth breathing dengan prevalensi karies serta penyakit periodontal atau gingivitis, namun mouth breathing
dapat menjadi faktor yang dapat memperparah gingivitis atau karies yang sudah ada apabila kondisi kesehatan mulut anak buruk.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Pendidikan Dokter Gigi > Pendidikan Dokter Gigi |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 23 Feb 2022 01:38 |
Last Modified: | 23 Feb 2022 01:38 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13526 |