Unjuk Kerja Aplikator Kompos pada Lahan Basah Dengan Tenaga Tarik Traktor Roda Dua = Compost Applicator Performance in Wetlands With Two Wheel Tractor Pull

Penggunaan pupuk organik di Indonesia saat ini telah berkembang pesat. Perkembangan ini dipicu oleh penggunaan pupuk kimia yang akan menimbulkan efek berbahaya kepada alam dan manusia. Penggunaan bahan organik pada lahan akan memberikan dampak positif terhadap tanah yaitu memperbaiki struktur dan sifat fisik tanah. Salah satu alat yang digunakan adalah aplikator yang mempunyai banyak kelebihan atau keuntungan salah satunya adalah menghemat tenaga serta mengifisienkan waktu yang digunakan. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kapasitas kerja aktual dari aplikator kompos pada lahan basah. Untuk mendapatkan kapasitas aktual aplikator, maka dilakukan pengujian pada lahan pertanian (sawah) dan pengambilan sampel tanah untuk mengetahui kadar air yang terkandung pada lahan serta pupuk organik (blotong). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pengujian aplikasi pupuk organik (blotong) menggunakan aplikator diperoleh kadar air untuk tanah sebesar 36,32% dan untuk pupuk organik 39,1%. untuk memenuhi kebutuhan N pada lahan dengan luas 1 ha dengan kadar hara N 1,04% maka akan dibutuhkan pupuk sebanyak 26.538 kg. Penyebaran pupuk organi pada alur kanan adalah 1,73 kg/m2 sedangkan pada alur kiri 1,60 kg/m2 dengan standar deviasi yaitu 0,09. Nilai rata-rata slip roda yang didapatkan adalah 0,96%. Pemberian bahan organik dengan menggunakan aplikator kompos dapat memberikan beberapa dampak positif, salah satunya adalah penggunaan waktu yang efisien serta tenaga yang dikeluarkan atau digunakan tidak besar.
Keywords : Aplikator, kadar air tanah, kapasitas kerja, pupuk organik.