PENGARUH PEMBERIAN SULFADIAZIN DOSIS TINGGI TERHADAP STRUKTUR TUBULUS GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER DALAM HEWAN MODEL NEFROTOKSIK


Devara, Delly Mayari (2022) PENGARUH PEMBERIAN SULFADIAZIN DOSIS TINGGI TERHADAP STRUKTUR TUBULUS GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER DALAM HEWAN MODEL NEFROTOKSIK. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
N011181048_skripsi_04-02-2022 cover1.jpg

Download (344kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
N011181048_skripsi_04-02-2022 Bab 1-2.pdf

Download (496kB)
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
N011181048_skripsi_04-02-2022 DP.pdf

Download (130kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
N011181048_skripsi_04-02-2022.pdf
Restricted to Registered users only

Download (524kB)

Abstract (Abstrak)

Model hewan uji telah banyak berkontribusi terhadap penemuan ilmiah yang dikembangkan dengan teknik induksi spontan (genetik) dan induksi eksperimental (nongenetik). Dalam hal ini, model hewan uji juga digunakan untuk mengklarifikasi patogenesis dan mekanisme yang mendasari penyakit ginjal. Penyakit ginjal akut dapat diinduksi dalam berbagai model hewan dengan pembedahan, pemberian obat-obatan, atau pemberian toksin. Salah satu obat golongan sulfonamida, yaitu, sulfadiazin (SDZ) yang digunakan sebagai lini pertama dalam pengobatan toksoplasmosis serebral pada pasien yang terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), telah dilaporkan menyebabkan GGA akibat kristaluria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sulfadiazin dosis tinggi terhadap struktur tubulus ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sebagai salah satu parameter dalam hewan model nefrotoksik. Terdapat 4 kelompok hewan uji yang dibagi menjadi kelompok kontrol negatif yang diberikan NaCMC 1% dan 3 kelompok perlakuan dengan variasi dosis, yaitu, kelompok perlakuan I diberikan dosis 99,22 mg/200gBB tikus, kelompok perlakuan II diberikan dosis 124 mg/200gBB tikus, dan kelompok perlakuan III diberikan dosis 148,8 mg/200gBB. Setelah pemberian selama 14 hari, dilakukan pembedahan kemudian dilakukan pengamatan gambaran histopatologi tubulus ginjal tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian SDZ dosis tinggi telah menyebabkan perubahan histologis terhadap struktur tubulus ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan (p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan SDZ belum optimal digunakan sebagai penginduksi model nefrotoksik pada tikus.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Depositing User: Dr. Iskandar Iskandar
Date Deposited: 15 Feb 2022 03:21
Last Modified: 15 Feb 2022 03:21
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13410

Actions (login required)

View Item
View Item