Dewi, Resnita (2021) Tuturan Ritual Rambu Solo': Analisis Stilistika dengan Pendejatan Sosiokultural. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
P0300316406_disertasi_19-10-2021 cover1.png
Download (186kB) | Preview
P0300316406_disertasi_19-10-2021 1-2.pdf
Download (1MB)
P0300316406_disertasi_19-10-2021 dp.pdf
Download (1MB)
P0300316406_disertasi_19-10-2021.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Penelitian ini bertujuan (1) menemukan dan menganalisis metafora tominaa yang berisi segi-segi sosiokultural manusia Toraja dalam tuturan ritual upacara Rambu Solo’; (2) Mengungkapkan alasan penggunaan metafora-metafora tertentu dalam tuturan ritual upacara Rambu Solo’.
Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif menggunakan analisis stilistika dengan pendekatan sosiokultural. Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan ritual Rambu Solo’ yang diperoleh dari upacara adat rambu solo’. Data dikumpulkan dengan metode simak melalui teknik rekam, catat, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) bahasa tominaa dalam upacara adat Rambu Solo’ penuh dengan konstruksi metafora. Konstruksi metafora tersebut digunakan sebagai wujud variasi dari bahasa Toraja sehari-hari untuk membungkus atau merefleksikan nilai sosiokultural manusia Toraja yang berhubungan erat dengan status kebangsawanan. Konstruksi metafora tersebut meliputi 1) To sugi’ ‘orang kaya’ menggunakan konstruksi metafora berupa: a) Nama-nama benda langit, yaitu allo ‘matahari’, bulan ‘bulan’, to dadi lanmai bulan ‘Orang yang lahir dari dalam bulan’, to na tampa deata ‘orang yang diciptakan dewa’, to dadi dao pussana ‘orang yang lahir di dalam langit’; b) Nama-nama benda bumi yang terdiri atas: saleko ’kerbau saleko’ bonga ’kerbau bonga’, lamba’ ’kayu besar’, barana’ ’beringin ’, kayu lando ’kayu besar’, lamba’ layuk ’kayu besar’; c) metafora hiperbola, yaitu: kayunna membua ringgi ’kayunya berbuahkan uang’, menta’bi eanan ’berbungakan harta benda’ 2) Muane ’laki-lak’menggunakan konstruksi metafora benda bumi yaitu londong ’ayam jantan’, gayang ’keris’, tarapang ’keris ’; 3) Baine perempuan) menggunakan konstruksi metafora benda bumi melalui konstruksi instrumen yaitu rara’ ’kalung’, tinggi ’kalung’, masak ’kalung’, simbolong manik ’sanggul manik’, lokkon loe rara’ ’sanggul bermanik’; 4) To tae’ menggunakan konstruksi benda bumi yaitu biang rakba ’gelagah rebah’ dan tille malulun ’gelagah rebah’; 5) Kaburu’ menggunakan konstruksi benda bumi lokatif, yaitu tondok tangdukku apinna ’rumah yang tidak menyala apinya’, tondok tang disulun ruayanna ’rumah yang tidak menyala apinya’, banua tang merambu ‘rumah tidak berasap’, 6) Kamatean menggunakan konstruksi metafora benda bumi lokatif, yaitu matampu’ ‘barat’, kabottoan allo ‘ujung matahari/barat’, kalambunan allo ‘matahari tenggelam/barat’; (2) Alasan penggunaan metafora-metafora tertentu dalam tuturan ritual upacara Rambu Solo’ untuk mencirikan nilai-nilai sosiokultural dalam kehidupan manusia Toraja, terutama yang terdapat dalam upacara Rambu Solo’, yaitu 1) Mengekspresikan status sosial to sugi’ ‘orang kaya atau bangsawan. Dalam masyarakat Toraja yang secara sekaligus harus berasal dari keturunan bangsawan dan harus memiliki materi yang cukup 2) Mengekspresikan kedukaan ‘kamatean’; 3) mengekspresikan jenis kelamin bangsawan; 4) mengekspresikan estetika bahasa dalam pelaksanaan Rambu Solo’.
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Linguistik |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 15 Feb 2022 06:30 |
Last Modified: | 15 Feb 2022 06:30 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/13324 |