HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN PESISIR DENGAN KEPADATAN SAMPAH PLASTIK DI PULAU LIBUKANG KABUPATEN JENEPONTO

Kerentanan pesisir merupakan suatu kondisi yang dapat menggambarkan keadaan mudah mendapatkan pengaruh dari faktor alami maupun aktivitas manusia. Kerusakan dan beban pesisir dapat bertambah dengan masuknya sisa-sisa aktivitas manusia yaitu sampah yang masuk ke laut dan terbawa oleh arus. Pulau Libukang terletak di dalam wilayah perairan Teluk Mallasoro, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang saat ini merupakan lokasi budidaya rumput laut berpotensi menyumbang sampah plastik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kerentanan pesisir dengan kepadatan sampah plastik dan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah plastik bagi masyarakat di Pulau Libukang, Kabupaten Jeneponto. Penelitian dilaksanakan pada periode musim barat, Desember 2020. Analisis tingkat kerentanan pesisir menggunakan metode Indeks Kerentanan Pesisir dengan memodifikasi pada variabel yang menjadi faktor terkait keberadaan sampah di wilayah pantai. Pengambilan sampel sampah plastik dilakukan saat kondisi surut pada daerah sampling yang memiliki panjang garis pantai 100 m tegak lurus dengan garis pantai yang dibagi menjadi 20 lajur sehingga masing-masing lajur memiliki panjang 5 m. Identifikasi serta perhitungan jumlah dan kepadatan sampah plastik dilakukan pada sampah berukuran makro. Analisis korelasi untuk melihat hubungan antara kerentanan pesisir dengan kepadatan sampah plastik menggunakan Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan sampah plastik sangat terkait dengan tingkat kerentanan pesisir Pulau Libukang. Karakteristik wilayah pesisir yang memiliki kerentanan dan kepadatan sampah plastik yang tinggi pada umumnya ditandai dengan kecepatan arus dan angin yang lambat, tinggi gelombang rendah, kemiringan pantai yang landai disertai substrat berpasir. Pengelolaan sampah plastik yang optimal dilakukan dengan mengurangi penggunaan botol plastik khususnya pada budidaya rumput laut.