Umam, Syaiful (2022) Aplikasi metode frekuensi rasio untuk memetakan tingkat kerawanan tanah longsor di Sub DAS Tangka. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
G011171328_skripsi_02-12-2021 cover1.jpg
Download (209kB) | Preview
G011171328_skripsi_02-12-2021 bab 1-2.pdf
Download (1MB)
G011171328_skripsi_02-12-2021 dapus.pdf
Download (2MB)
G011171328_skripsi_02-12-2021.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (7MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan yang rawan terhadap bencana tanah longsor adalah Sub DAS Tangka terutama pada bagian daerah kecamatan Sinjai Barat. Faktor-faktor yang digunakan penyebab terjadinya tanah longsor yaitu litologi, tutupan lahan, jenis tanah, kemiringan lereng, jarak dari sungai, bentuk lereng, tekstur tanah, permeabilitas, c-organik dan curah hujan. Tujuan. Memetakan tingkat kerawanan tanah longsor di Sub DAS Tangka Provinsi Sulawesi Selatan serta untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor berdasarkan nilai frekuensi rasio. Metode. Pemetaan kerawanan tanah longsor menggunakan metode frekuensi rasio, inventarisasi tanah longsor dengan google earth pro, analisis tekstur tanah dengan metode hydrometer, analisis c-organik dengan metode Walkley and Black dan perhitungan permeabilitas tanah dengan metode permeameter. Hasil. Pemetaan kerawanan tanah longsor dibagi menjadi lima tingkat kerawanan yaitu sangat rendah 10,84% (1078,83 ha), rendah 24,10% (2398,32 ha), sedang 24,17% (2405,20 ha), tinggi 24,55% (2443,64 ha) dan sangat tinggi 16,34% (1626,16 ha). Faktor kemiringan lereng kelas > 45% paling berpengaruh terhadap terjadinya longsor dengan nilai frekuensi rasio sebesar 2,68. Nilai AUC dari hasil analisis ROC diperoleh validasi sangat baik dengan validasi tingkat kesuksesan sebesar 0,907 dan validasi tingkat prediksi sebesar 0,913. Faktor-faktor yang memiliki nilai frekuensi rasio > 1 yaitu litologi (Qlv dan Tmcv), tutupan lahan (pertanian lahan kering campur), jenis tanah (Inceptisol), lereng (> 45%), jarak dari sungai (0-100 m dan 100-200 m), curvature (cembung), tekstur tanah (lempung liat berdebu dan lempung berdebu), permeabilitas (lambat dan sangat lambat), c-organik (rendah) dan curah hujan (2519-2968 mm). Kesimpulan. Daerah potensi longsor terdiri dari lima tingkat kerawanan yaitu kerawanan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan kerawanan sangat tinggi serta faktor yang paling berpengaruh terhadap longsor yaitu faktor kemiringan lereng kelas > 45%. Penyebaran kejadian longsor dominan pada Desa Bonto Salama, Arabika dan Gunung Perak. Terdapat 8 kejadian tanah longsor di Desa Bonto Salama, 2 kejadian tanah longsor di Desa Arabika dan 3 kejadian tanah longsor di Desa Gunung Perak.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Longsor, Frekuensi rasio, Sub DAS Tangka, Sinjai Barat |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Pertanian > Agroteknologi |
Depositing User: | S.I.P Zohrah Djohan |
Date Deposited: | 26 Jan 2022 06:42 |
Last Modified: | 26 Jan 2022 06:42 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/12752 |