Persepsi Konsumen dalam Berbelanja Bahan Pangan Secara Daring pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di Kota Makassar).

Terjadinya penyebaran wabah Covid-19, sehingga pemerintah menerapkan pemberlakuan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang menyebabkan transaksi jual beli dilakukan secara digital. Situasi ini telah mengubah persepsi masyarakat dalam menentukan keputusannya untuk berbelanja bahan pangan secara luring ke daring di Kota Makassar. Tujuan untuk mengetahui persepsi konsumen dalam berbelanja bahan pangan secara daring pada masa pandemi Covid-19 dan mengetahui pengaruh faktor demografis terhadap persepsi konsumen dalam berbelanja bahan pangan secara daring pada masa pandemi Covid-19 di Kota Makassar. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert. Analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian berdasarkan analisis statistik deskriptif, persepsi konsumen yang dikategorisasikan dengan nilai mean yaitu sebesar 72,516 dan nilai standar deviasi (SD) yaitu sebesar 11,046. Artinya berada pada kategori persepsi sedang, dengan persentase 67%. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara parsial (Uji T) faktor demografis yaitu pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi konsumen dalam berbelanja bahan pangan secara daring. Sedangkan, secara simultan (Uji F) faktor demografis (usia, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan) berpengaruh terhadap persepsi konsumen dalam
berbelanja bahan pangan secara daring pada masa pandemi Covid-19 di Kota Makassar. Kesimpulan Persepsi konsumen dalam berbelanja bahan pangan secara daring pada masa pandemi Covid-19 di Kota Makassar berada pada kategori persepsi sedang. Faktor demografis yang berpengaruh terhadap persepsi konsumen dalam berbelanja bahan pangan secara daring di Kota Makassar yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu pendapatan. Sedangkan, berpengaruh positif namun tidak signifikan yaitu usia, pekerjaan dan pendidikan.