Memahami Pandangan Antar Etnis Tionghoa dengan Etnis Makassar-Bugis di Kota Makassar (Studi pada Generasi Z) = Understanding the Interethnic View between Tionghoa and Makassar-Bugis in Makassar City (Study on Generation Z)

Setiap kelompok memiliki pandangan tertentu pada kelompok lainnya. Pandangan yang dimiliki dapat menentukan arah relasi antarkelompok, misalnya berkonflik atau harmonis. Relasi antar etnis Tionghoa dan etnis Makassar-Bugis di Kota Makassar dapat dikatakan dinamis, namun sejarah konflik di antara keduanya mengindikasikan adanya kecenderungan impresi negatif masih diteruskan pada generasi yang lebih muda. Penelitian ini diadakan untuk memahami pandangan lintas etnis yang dimiliki individu dari etnis Tionghoa dengan etnis Makassar-Bugis pada generasi Z di Kota Makassar. Desain penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menerapkan pendekatan fenomenologi. Data dari 421 responden (233 responden beretnis Tionghoa dan 188 responden beretnis Makassar-Bugis) yang mengisi kuesioner terbuka dan enam informan wawancara dianalisis secara induktif-tematik.
Hasil penelitian mengungkap sembilan tema terkait pandangan lintas etnis yang dimiliki antara etnis Tionghoa dengan etnis Makassar-Bugis. Secara umum, pandangan-pandangan yang dimiliki ada yang bersifat positif dan juga negatif. Pandangan dari etnis Tionghoa mencakup: (1) "Etnis Makassar-Bugis tidak empatik terhadap etnis Tionghoa"; (2) "Etnis Makassar-Bugis berpotensi merugikan etnis Tionghoa dari segi finansial"; (3) "Etnis Makassar-Bugis tidak segan untuk menjalin relasi dengan saya"; (4) "Etnis Makassar-Bugis memperlakukan saya lebih dari sekedar kenalan"; dan (5) "Etnis Makassar-Bugis memperlakukan saya seperti salah satu dari mereka". Adapun pandangan dari etnis Makassar-Bugis mencakup: (1) "Etnis Tionghoa adalah pesaing dalam pemanfaatan sumber daya"; (2) Etnis Tionghoa membangun batas dalam berelasi dengan saya"; (3) "Etnis Tionghoa menghargai saya meski saya berbeda dengan mereka"; dan (4) "Etnis Tionghoa memperlakukan saya layaknya keluarga". Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan bagi pihak pemerintah dan keluarga di Kota Makassar.
Keywords : relasi antarkelompok, persepsi sosial, Makassar, Bugis, Cina