Kebun Raya Botani Malino dengan Pendekatan Arsitektur Biomimikri

Sebagai negara megadiversity, 60% dari 2 jutaan lebih spesies tanaman di dunia terdapat di indonesia. Berdasarkan data dari IUCN Redist, Indonesia memiliki sedikitnya 397 spesies tanaman yang terancam punah. Olehnya itu, dibutuhkan wadah untuk melindungi tanaman tersebut. Sulawesi Selatan memiliki potensi alam yang sangat besar, khususnya di Kabupaten Gowa yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk kawasan konservasi untuk melestarikan dan membudidayakan berbagai jenis tanaman seperti kebun raya botani dengan pendekatan konsep biomimikri, yang proses dasar pengambilan ide konsep diambil dari bentuk-bentuk dari alam, makhluk hidup, dan kehidupan disekitarnya yang sesuai dengan fungsi bangunan.

Metode perancangan dimulai dengan mengumpulkan data arsitektural dan non-arsitektural. Data arsitektural diperoleh dengan melakukan studi komparasi mengenai bangunan sejenis. Data juga diperoleh melalui studi pustaka dan survey lapangan seperti dokumentasi foto dan mapping, serta mengikuti standar dan peraturan nasional sebagai acuan pada perancangan sesuai dengan fungsi bangunan. Hasil yang diperoleh dari proses perancangan ini yaitu perancangan kebun raya yang menjadi panutan untuk pelestarian keanekaragaman hayati dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yang dapat menghasilkan berbagai tumbuhan organik di Malino dengan konsep arsitektur biomimikri.