GAMBARAN HISTOPATOLOGI DUODENUM TIKUS PUTIH ( RATTUS NORVEGICUS) BETINA PASCA PEMBERIAN DIMETHOAT

A.NURANNISA.Gambaran Histopatologi Duodenum Tikus Putih ( Rattus norvegicus ) Betina Pasca Pemberian Dimethoat. Di bawah bimbingan ABDUL WAHID JAMALUDDIN dan RISHA CATRA PRADHANY
Dimethoat adalah insektisida organofosfat yang dapat menghambat asetil - kolinesterase yang sering digunakan para petani untuk membasmi hama, serangga pada tanaman dan buah buahan. Dimethoat mempengaruhi aktivitas enzim antioksidan dan secara bersamaaan menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan duodenum. Efek toksisitas dari dimethoat diaplikasikan dengan uji gambaran histopatologi duodenum tikus putih (Rattus norvegicus) yang berjenis kelamin betina. Tikus putih betina cenderung mengeliminasi dimethoat dengan waktu yang lebih lama. Perubahan histopatologi duodenum diamati dengan menggunakan pewarnaan HE (Hematoxylin-Eosin). Tikus dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kontrol negative (T0) Kelompok 1 (T1) kelompok 2 (T2) dan kelompok 3 (T3) yang diberikan dimethoat selama 14 hari secara oral dengan dosis masing masing 0,5 mg/KgBB, 5 mg/KgBB, 50 mg/KgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dimethoat secara oral menyebabkan kerusakan vili vili duodenum seperti erosi epitel, hemoragi, kongesti, nekrosis dan infiltrasi leukosit yang berbanding lurus dengan dosis pemberian serta lama hari pemberian dimethoat.
Kata kunci : Dimethoat, duodenum, histopatologi, tikus putih betina, toksisitas