FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA OPERATOR STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DI KECAMATAN TAMALANREA MAKASSAR TAHUN 2021

ANDI SYAHRIADI AKBAR. “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA OPERATOR STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM DI KECAMATAN TAMALANREA MAKASSAR TAHUN 2021”.
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah keluhan yang timbul ketika seseorang bekerja dan kondisi kerja yang signifikan berkontribusi dan merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering muncul dari ketidakserasian tenaga kerja dengan pekerjaannya. Menurut laporan dari International Labor Organization (ILO) kasus kejadian MSDs merupakan salah satu kegagalan dari penerapan ergonomi di tempat kerja. MSDs menjadi penyebab utama jutaan pekerja absen dari pekerjaannya (ketidakhadiran pekerja) hampir di semua anggota Uni Eropa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keluhan Musculoskeltal disorders (MSDs) dengan faktor individu (umur, jenis kelamin, status gizi, beban kerja, lama kerja, masa kerja, dan postur kerja) pada karyawan operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kecamatan Tamalanrea Makassar.
Jenis penelitian ini adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan SPBU di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar yang berjumlah 64 orang. Analisis data menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara keluhan Musculoskeletal dengan umur (p=0,603), jenis kelamin (p=0,724), status gizi (p=0,613), postur kerja (p=0,023), masa kerja (p=0,213), lama kerja (p=0,037), dan beban kerja (p=0,895).
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, dan beban kerja, dan terdapat hubungan antara lama kerja dan postur kerja keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Dari hasil penelitian ini diharapkan agar pihak perusahaan melakukan upaya pengendalian berupa penyesuaian pekerjaan fisik kepada pekerja dengan melakukan safety briefing. Pekerja juga diharapkan agar melakukan pergantian posisi antara duduk dan berdiri disertai relaksasi otot setelah 30 menit bekerja dan menggunakan waktu istirahat sebaik mungkin saat diluar jam keja serta melakukan stretching untuk meregangkan otot yang tegang berupa melemaskan kaki dan menggerak-gerakkan tangan
Kata Kunci : Kejadian Musculoskeletal, Faktor Individu, Operator SPBU