STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA MAKASSAR SEBAGAI PENDUKUNG PENINGKATAN CITY BRANDING

Sejak konsep city branding digunakan sebagai strategi pemasaran Kota Makassar, utamanya pada sektor pariwisata tidak memberikan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena pengembangan pariwisata belum maksimal sehingga city branding tersebut belum efektif menarik wisatawan untuk berkunjung. Berdasarkan data jumlah wisatawan domestik pada tahun 2018-2019 terjadi penurunan sebanyak 1.002.229 pengunjung. Sementara, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara cenderung meningkat, namun di tahun 2018 hanya meningkat 2.985 pengunjung atau menurun 13.833 pengunjung dibandingkan tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan pariwisata yang dapat mendukung city branding Makassar. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder diperoleh dari penyebaran kuesioner dan studi literatur. Teknik analisis data yakni Importance Performance Analysis (IPA), analisis spasial berbasis grid, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kinerja pariwisata termasuk kualitas fasilitas dan pelayanan belum sesuai dengan harapan wisatawan. Sementara, hasil analisis spasial menunjukkan destinasi wisata prioritas untuk dikembangkan meliputi Pantai Losari, Pulau Samalona, Benteng Rotterdam, Masjid 99 Kuba, rumah makan yang menyajikan aneka makanan dan minuman khas Makassar, dan sebagainya. Adapun, strategi yang direkomendasikan yakni meningkatkan promosi destinasi wisata utamanya wisata bahari, kuliner, budaya, dan religi, pengembangan website layanan wisata dan pemasaran produk wisata, pemberdayaan dan pembinaan kelompok sadar wisata, dan pengembangan transportasi terintegrasi yang mempermudah akses menuju tempat-tempat wisata sekaligus mendukung kegiatan MICE.
Kata Kunci: Pariwisata, City Branding, Analisis Spasial Berbasis Grid, Kota Makassar