PEMERIKSAAN FUNGSI PENGHIDU DAN TRANSPOR MUKOSILIAR PADA PEKERJA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI MAKASSAR

Pendahuluan: Paparan kronis bahan bakar minyak dapat menyebabkan terjadinya trauma luka bakar kimiawi pada epitel penghidu yang dapat menimbulkan anosmia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan waktu transpor mukosiliar dan fungsi penghidu antara pekerja operator dan non-operator pada petugas SPBU. Metode: studi observational dengan cross-sectional pada september hingga november 2020, menggunakan sampel sebanyak 40 sampel diantaranya masing-masing 20 sampel petugas SPBU operator dan non-operator. Pemeriksaan waktu transpor mukosiliar dilakukan dengan uji sakarin, sedangkan pemeriksaan fungsi penghidu dilakukan dengan siffin sticks test. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan pada rerata waktu transport mukosiliar dan fungsi penghidu antara petugas operator SPBU dan non-operator (P<0.001). selain itu juga terdapat korelasi yang signifikan antara waktu transpor mukosiliar dengan Fungsi Penghidu (p<0.05) dengan koesifien korelasi yang menunjukkan korelasi negatif yang kuat (r= -0.620), sehingga semakin lama waktu transpor mukosiliar pada petugas SPBU maka fungsi penghidu akan semakin menurun. Kesimpulan: waktu transport mukosilier dan fungsi penghidu pada pekerja stasiun pengisian bahan bakar umum non-operator lebih baik dibandingkan operator. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena Inhalasi polutan zat kimia menginduksi pelepasan sitokin proinflamasi, inflamasi kronis pada mukosa hidung mengakibatkan sel olfaktori dan kelenjar musin menjadi terganggu.