HUBUNGAN ANTARA KADAR VITAMIN D DAN HEPCIDIN SERUM PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA ANAK

Pendahuluan: Pada PGK, kadar vitamin D yang lebih rendah telah dikaitkan secara independen dengan anemia. Kadar hepcidin serum ditemukan semakin tinggi seiring dengan semakin parahnya derajat anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai korelasi hepcidin dan vitamin D seum pada anak dengan PGK. Metode: studi ini merupakan
studi observational dengan desain cross-sectional. Pasien PGK usia 3 bulan hingga < 18 tahun dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Pasien yang ditemukan dengan adanya penyakit keganasan, gangguan fungsi hepar, sepsis dan mengkonsumsi vitamin D dikeluarkan sebagai kriteria ekslusi. Pemeriksaan kadar hepcidin dan vitamin D serum diukur menggunakan metode Enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA). Hasil: Sebanyak 40 pasien anak dengan PGK dilakukan
pemeriksaan kadar hepcidin dan vitamin D serum. Terdapat perbedaan signifikan pada rerata kadar hepcidin berdasarkan level vitamin D (P<0.001). Analisis post-hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kadar hepcidin antara anak dengan defisiensi dan insufisiensi vitamin D (p=0.001), namun tidak ada perbedaan antara anak dengan insufisiensi dan sufisiensi vitamin D (p=0.123). Terdapat korelasi negatif antara hepcidin dan vitamin D serum (p<0.001; r=-0.856). Kesimpulan: hepcidin berkorelasi negatif terhadap vitamin D serum pada anak dengan PGK, dimana semkin tinggi kadar hepcidin didalam serum, cenderung akan didapatkan anak dengan defisiensi vitamin D. Sehingga penurunan kadar vitamin D dapat menyebabkan peningkatan ekspresi hepcidin, yang mengakibatkan peningkatan risiko Anemia karena inflamasi.