SUHUYANLY, NELLA (2007) HIPERPARATIROIDISME SEKUNDER PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
nellasuhuy cover.jpg
Download (234kB) | Preview
nellasuhuy 1-2.pdf
Download (2MB)
nellasuhuy dapus-lam.pdf
Download (30kB)
nellasuhuy.pdf
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
ABSTRAK
NELLA SUHUYANLY: Hiperparatiroidisme sekunder pada penderita gagal ginjal: Hubungannya dengan lama hemodiálisis, kadar kalsium dan fosfat plasma serta adanya diabetes melitus (dibimbing oleh Syakib Bakri). Hiperparatiroidisme sekunder adalah suatu keadaan dimana terjadi hiperaktivitas kelenjar paratiroid dan peningkatan sekresi hormon paratiroid sebagai mekanisme kompensasi untuk mempertahankan kadar fosfat, kalsium dan kalsitriol dalam batas normal pada penderita penyakit ginjal kronik. Pada penyakit ginjal kronik ditemukan peningkatan kadar hormon paratiroid hingga 2 – 3 kali normal untuk mempertahankan turnover tulang. Adanya peningkatan kadar hormon paratiroid ini sangat dipengaruhi oleh kadar kalsium, fosfat dan kalsitriol plasma disamping juga dipengaruhi oleh lama hemodialisis dan adanya diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama hemodialisis, kadar kalsium dan fosfat plasma serta adanya diabetes melitus dengan terjadinya hiperparatiroidisme sekunder pada penderita gagal ginjal (laju filtrasi glomerulus < 15 mg/menit/m2 luas permukaan tubuh) Metode penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan penelitian terhadap 78 pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di RS Akademis Jaury, RS. Wahidin Sudirohusodo, RS. Labuang Baji dan RS. Stella Maris, Makassar mulai Maret 2006 - Januari 2007. Disebut hiperparatiroidisme sekunder jika kadar intact parathyroid hormone (iPTH) > 65 pg/mL. Pasien yang mendapat asupan kalsium, dan vitamin D serta obat pengikat fosfat dalam waktu 4 minggu dikeluarkan dari penelitian. Semua pasien diperiksa kadar iPTH, kalsium dan fosfat plasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82,23% penderita mempunyai kadar iPTH > 65 pg/mL dengani rerata umur 50,34 ± 12,43 tahun dan telah menjalani HD selama 21,85 ± 24,44 bulan. Terdapat hubungan yang bermakna secara signifikan antara kadar iPTH dengan lama hemodialis (r = 0,237; p = 0,000) dan antara peningkatan kadar fosfat dengan kadar iPTH plasma (r=0,156; p = 0,001), sedangkan peningkatan kadar kalsium juga ditemukan seiring dengan peningkatan kadar iPTH meskipun secara statistik tidak bermakna. Pada penderita gagal ginjal diabetik dapat ditemukan kadar iPTH yang secara signifikan lebih renadah dibandingkan pada non-diabetik (p = 0,01). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara masing-masing variabel, yaitu lama hemodialisis, kadar kalsium dan fosfat plasma, serta adanya diabetes melitus dengan kadar iPTH plasma
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Kamaluddin |
Date Deposited: | 27 Sep 2021 03:57 |
Last Modified: | 27 Sep 2021 03:57 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/6925 |