Persepsi Lansia Tentang Psychological Well-Being Yang Menjalani Masa Pensiun Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Makassar

Latar belakang: Masa pensiun merupakan tahapan menuju dewasa akhir yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan kerja individu dengan lembaganya. Pensiun merupakan masa yang mengkhawatirkan bagi para pensiunan, terutama mereka yang belum siap pensiun secara psikologis dan finansial. Ryff menyebutkan bahwa psychological well-being merupakan wujud dan penerimaan penuh dari kemampuan individu, dimana seorang individu dapat menerima segala kelebihan dan kekurangan dirinya, mandiri, membentuk hubungan positif dengan orang lain, dapat menguasai lingkungannya, memiliki tujuan hidup dan dapat mengembangkan kepribadiannya (Ryff,2014). Tujuan: Untuk mengetahui persepsi lansia tentang psychological well-being yang menjalani masa pensiun di wilayah kerja Puskesmas Kota Makassar yang ditinjau dari konsep dimensi yang dipaparkan oleh Ryff.
Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kualitatif dengan mewawancarai pensiunan lansia tentang psychological well-being di wilayah kerja puskesmas kota Makassar. Untuk jumlah partisipan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 9 partisipan.
Hasil: Ada enam tema utama yang muncul dari penelitian ini yaitu penerimaan diri setelah pensiun, hubungan positif dengan orang lain, pengambilan keputusan yang tepat, penguasaan lingkungan dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat, spiritualitas dan regiliusitas sebagai tujuan hidup serta menyadari dan mengembangkan potensi diri.
Kesimpulan dan Saran: Kondisi psychological well-being seluruh partisipan pensiunan lansia dapat dikatakan mengarah kepada keadaan yang positif dan mampu memenuhi 6 dimensi psychological well-being. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi informasi tentang psychological well-being pensiunan lansia dan bisa menjadi bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang mengambil topik yang sama dalam konteks yang lain dan jumlah partisipan yang berbeda.