GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) BETINA PASCA PEMBERIAN DIMETHOATE


Dwijaya, Melkisedek Jeffry (2021) GAMBARAN HISTOPATOLOGI JANTUNG TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) BETINA PASCA PEMBERIAN DIMETHOATE. Skripsi thesis, UNIVERSITAS HASANUDDIN.

[thumbnail of cover]
Preview
Image (cover)
C031171505_skripsi cover1.png

Download (120kB) | Preview
[thumbnail of bab 1-2] Text (bab 1-2)
C031171505_skripsi 1-2.pdf

Download (862kB)
[thumbnail of daftar pustaka] Text (daftar pustaka)
C031171505_skripsi dp.pdf

Download (682kB)
[thumbnail of full text] Text (full text)
C031171505_skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Dimethoate merupakan insektisida organofosforus yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada jantung akibat adanya inhibisi pada saraf serta memiliki
kemampuan untuk mengakibatkan stress oksidatif, kerusakan dapat diamati dengan
adalah mengetahui gambaran histopatologi sel jantung tikus. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kerusakan pada gambaran histopatologi jantung tikus
putih (Rattus norvegicus) pasca pemberian dimethoate. Sampel yang digunakan
sebanyak 32 ekor tikus yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok K0 adalah tikus
yang tidak diberi perlakuan, kelompok K1 diberikan dimethoate dengan dosis 0,5
mg/200gr berat badan dalam 1 ml larutan sebanyak satu kali sehari, Perlakuan yang
sama dilakukan pada kelompok K2 dan K3 masing-masing dengan dosis 5
mg/200gr berat badan dan 50 mg/200gr berat badan. Pemberian dimethoate
dilakukan selama 14 hari. Pembedahan dan pengambilan organ dilakukan pada hari
0 pasca pemberian dimethoate, hari ke-7 dan hari ke-14 masing-masing sebanyak 2
ekor pada tiap perlakuan. Organ jantung diambil kemudian dilakukan pembuatan
preparat melalui embedding, dan pewarnaan dengan menggunakan hematoxylin
eosin (HE). Preparat diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x10 dan
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil pengamatan preparat sel jantung pada
kelompok perlakuan dimethoate menunjukkan adanya kerusakan berupa
hemorragi, infiltrasi leukosit, nekrosis, separasi serabut otot dan vakuolisasi yang
memiliki tingkat keparahan yang berbanding lurus dengan dosis serta lamanya hari
perlakuan. Kelompok K1 memiliki tingkat keparahan yang paling ringan,
sedangkan K3 merupakan kelompok perlakuan yang memiliki tingkat keparahan
paling berat. Pada sel jantung yang mengalami kerusakan, dapat terlihat degenerasi
yang berujung pada nekrosis, hemoragi pada sel, adanya perpisahan dari serabut
otot, vakuolisasi berupa terbentuknya bulatan pada sel dan infiltrasi sel leukosit.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu adanya perubahan pada gambaran histopatologi
jantung tikus betina berupa nekrosa, hemoragi, vakuolisasi, infiltrasi leukosit serta
separasi serabut otot yang berbanding lurus dengan dosis pemberian serta lama hari
pemberian dimethoate.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Q Science > QL Zoology
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Pendidikan Dokter Hewan
Depositing User: Nasyir Nompo
Date Deposited: 15 Sep 2021 03:47
Last Modified: 15 Sep 2021 03:47
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/6409

Actions (login required)

View Item
View Item