HUBUNGAN HIPERTROFI ADENOID DENGAN MALOKLUSI: SEBUAH LITERATURE REVIEW


Murib, Imba Milka (2020) HUBUNGAN HIPERTROFI ADENOID DENGAN MALOKLUSI: SEBUAH LITERATURE REVIEW. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
J011171701_skripsi_12-11-2020(FILEminimizer)_Hal_Judul1.jpg

Download (258kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
J011171701_skripsi_12-11-2020(FILEminimizer)_1-2.pdf

Download (598kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
J011171701_skripsi_12-11-2020(FILEminimizer)_Daftar Pustaka dan Lamp..pdf

Download (80kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
J011171701_skripsi_12-11-2020(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (842kB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang: Hipertrofi Adenoid berperan penting pada ekspresi wajah, mode pernapasan dan maloklusi. Tidak seimbangnya hubungan antara pembesaran saluran napas nasofaring dan pertumbuhan adenoid secara bersamaan dapat mengakibatkan berkurangnya jalan napas nasofaring sehingga menghasilkan bentuk wajah serta tipe maloklusi yang khas. Pada orang dengan kebiasaan bernapas melalui mulut cenderung terjadi openbite anterior, overjet yang besar, palatum yang tinggi dan sempit, gigi insisivus maksila yang protrusif dengan hubungan maloklusi kelas II divisi 1, retrusi gigi anterior mandibula, bibir atas yang pendek dan tipe bibir inkompeten.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan hipertrofi adenoid dan maloklusi Metode: Penelitian ini merupakan literature review, pencarian referensi dilakukan melalui mesin pencari online yang menyediakan artikel jurnal gratis, seperti: Google Scholar, MDPI, BMC, Research Gate, Science Direct Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien dengan hipertrofi adenoid, sering terjadi rotasi posterior atau kemiringan mandibula serta peningkatan sudut antara bagian anterior rahang atas / rahang bawah dan nasion point (ANB), diikuti dengan pemendekan bibir atas yang berhubungan dengan otot perioral yang hipotonus, serta sering di amati Maloklusi Kelas II divisi 1. Semakin lama pasien bernafas melalui mulut akibat hipertrofi adenoid, maka akan memicu terjadinya maloklusi. Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertrofi dan terjadinya maloklusi. Hipertrofi adenoid dianggap sebagai faktor risiko terjadinya maloklusi. Maloklusi dapat terjadi pada anak dengan hipertrofi adenoid hanya apabila orang tersebut rentan secara genetik mempengaruhi pola pertumbuhan tulang rahang maupun fasial. Kesimpulan: Semakin lama pasien bernapas melalui mulut akibat adanya hipertrofi adenoid, maka akan memunculkan terjadinya maloklusi.
Kata Kunci: hipertrofi adenoid, maloklusi, kelenjar adenoid, bernapas melalui mulut (Mouthbreathing), perubahan tulang fasial akibat hipertrofi adenoid

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RK Dentistry
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 04 Dec 2020 07:03
Last Modified: 04 Dec 2020 07:03
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/589

Actions (login required)

View Item
View Item