EFEK RENDAMAN AIR CO2 KADAR TINGGI PADA TIKUS GALUR WISTAR (Rattus Norvegicus) JANTAN NORMAL DAN YANG DIBUAT ACUTE LIMB ISCHAEMIC TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER KERUSAKAN OTOT DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI


ADIWANA, ADELAIDE (2021) EFEK RENDAMAN AIR CO2 KADAR TINGGI PADA TIKUS GALUR WISTAR (Rattus Norvegicus) JANTAN NORMAL DAN YANG DIBUAT ACUTE LIMB ISCHAEMIC TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER KERUSAKAN OTOT DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C116216105_tesis cover1.png

Download (167kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
C116216105_tesis 1-2.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C116216105_tesis dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C116216105_tesis.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (8MB)

Abstract (Abstrak)

Adelaide Adiwana: Efek Rendaman Air CO2 Kadar Tinggi pada Tikus Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan Normal dan yang Dibuat Acute Limb Ischaemic Terhadap Perubahan Parameter Kerusakan Otot dan Histopatologi (dibimbing oleh Muzakkir Amir, Peter Kabo, Irfan Idrus, Husni Cangara, Andi Alfian)
Pendahuluan: CO2 telah digunakan sebagai balneoterapi bagi penderita penyakit vascular perifer sejak abad pertengahan. Banyak studi klinis telah menunjukkan keefektifan terapi CO2 terhadap mikrosirkulasi sehingga dapat digunakan untuk membantu penyembuhan gangguan sirkulasi perifer. Hingga tulisan ini selesai disusun, belum ada penelitian mengenai efek terapi CO2 pada kondisi Acute Limb Ischaemic (ALI) yang memiliki prognosis ad malam meskipun telah mendapatkan terapi standar, sehingga perlu dikembangkan strategi baru untuk memperbaiki prognosis ALI.
Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental dengan menggunakan 20 ekor tikus Wistar jantan. Setelah diaklimatisasi selama 7 hari, 10 ekor direndam dalam air biasa bersuhu 38oC, 10 ekor lainnya direndam dalam air CO2 kadar tinggi yang dihasilkan JESC CREA BC-2000 bersuhu 38oC, pH 3.4-4.5, setiap hari selama 10 menit selama seminggu. Kemudian tikus dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok tidak ligasi-rendam air biasa, tidak ligasi-rendam air CO2, ligasi-rendam air biasa, dan ligasi-rendam air CO2, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Setelah 7 hari direndam, kelompok tidak ligasi diperiksakan kadar SGOT dan LDH, sedangkan kelompok ligasi dilakukan ligasi arteri femoralis tungkai kanan belakang dengan metode HLI, dan 48 jam paska-ligasi diperiksakan kadar SGOT dan LDH. Perendaman dilanjutkan kembali selama 7 hari. Pada hari ke-14, seluruh kelompok tikus diambil kembali darahnya untuk dicek kadar SGOT dan LDH, kemudian tungkai kanan belakang dipotong setinggi lutut dan direndam dalam formalin 10% untuk kemudian diperiksakan histopatologi dengan menggunakan imunohistokimia antibodi CD31 untuk menghitung jumlah vaskular dan pewarnaan HE untuk menilai derajat kerusakan otot skelet. Analisis statistik menggunakan paired t test / Mann Whitney test.
Hasil: Didapatkan penurunan kadar SGOT dan LDH, peningkatan jumlah vaskular, serta kondisi jaringan otot skelet yang lebih baik pada kelompok tikus yang direndam air CO2, baik diligasi maupun tidak ligasi, meskipun perbedaaan pada kelompok tidak diligasi dan kadar LDH pada kelompok tikus ligasi tidak berbeda bermakna.
Kesimpulan: Rendaman air CO2 kadar tinggi berefek pada kondisi normal (preventif) maupun ALI (kuratif) pada tikus Wistar jantan.
Kata Kunci: rendaman air CO2 kadar tinggi, ALI, SGOT, LDH, neovaskularisasi, skor kerusakan otot skelet, HLI, CREA, antibodi CD31, hematoxylin eosin

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 30 Aug 2021 01:53
Last Modified: 30 Aug 2021 01:53
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/5884

Actions (login required)

View Item
View Item