Peran Grit terhadap Burnout yang Dimoderatori oleh Educational Background pada Shadow Teacher di Sekolah Inklusi di Kota Makassar = The Role of Grit in Burnout Moderated by Educational Background Among Shadow Teachers in Inclusive Schools in Makassar.

Guru menjadi elemen yang sangat penting dalam struktur Sumber Daya Manusia (SDM) karena ia merupakan pondasi utama dari kualitas pendidikan. Profesi shadow teacher di sekolah inklusi ini menjadi salah satu pekerjaan yang menantang dan penuh tekanan dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, diharapkan bahwa shadow teacher di sekolah inklusi memiliki ketahanan (grit) yang tinggi. Namun, fakta yang ditemukan justru berbanding terbalik, ternyata shadow teacher di sekolah inklusi mengalami burnout sebagai akibat dari ketidaktahanan mereka dalam menjalankan pekerjaannya. Hal tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya ketidaksesuaian antara educational background dengan pekerjaannya sehingga ketahanan (grit) menjadi melemah, yang kemudian memicu terjadinya burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peran grit terhadap burnout, dan peran grit terhadap burnout yang dimoderatori oleh educational background pada shadow teacher di sekolah inklusi yang ada di kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional survey. Sampel pada penelitian ini sebanyak 131 responden. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan uji korelasi moderasi dengan program Macro Hayess. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grit tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout (b = -0.260, p = 0.329) dan educational background tidak berpengaruh signifikan dalam memperkuat atau memperlemah hubungan tersebut (b = 0.054, p = 0.914). Model moderasi hanya menjelaskan 4.6% variabilitas burnout.

Keyword : grit, burnout, educational background, shadow teacher, sekolah, inklusi.