Model Estimasi Karbon Menggunakan Pesawat Tanpa Awak Dan Interaksi Sosial Menggunakan Dinamika Sistem Pada Kawasan Wisata Tongke-tongke Kabupaten Sinjai= Carbon Estimation Model Using Unmanned Aerial Vehicles and Social Interaction Using System Dynamics in Tongke-tongke Tourism Area

ABSTRAK SUPRIADY SALLE. Model Estimasi Karbon Menggunakan Pesawat Tanpa Awak Dan Interaksi Sosial Menggunakan Dinamika Sistem Pada Kawasan Wisata Tongke-tongke (dibimbing oleh Samuel Arung Paembonan, Andang Suryana Soma, dan Astuti). Latar belakang. Penelitian di Kawasan Wisata Mangrove Tongke-tongke untuk mengidentifikasi dan menganalisis model estimasi cadangan karbon dan dinamika interaksi sosial di Kawasan Wisata Mangrove Tongke-tongke, dengan harapan dapat memberikan rekomendasi bagi pengelolaan yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan Kawasan Wisata Mangrove Tongke-tongke. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan memvalidasi model interpretasi vertikal-horizontal menggunakan data UAV dan algoritma SVM untuk meningkatkan akurasi klasifikasi vegetasi mangrove, mengestimasi cadangan karbon di atas permukaan dan menganalisis interaksi sosial para pihak menggunakan dinamika sistem. Metode. Penelitian ini menggunakan 3 metode sesuai tujuan yaitu penerapan Support Vector Machine (SVM) dalah mengolah data orthomosaic dan Digital Elevation Model (DEM) yang berasal dari data Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk klasifikasi vertikal-horizontal tutupan mangrove, analisis gabungan dari metode properti biofisik dan perangkat lunak InVEST menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk memperkirakan stok karbon di ekosistem mangrove, metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Rapid Rural Appraisal (RRA) adalah model pendekatan dengan metode partisipatif yang tumbuh dengan menekankan pengetahuan lokal dan memungkinkan masyarakat pada lokasi penelitian untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata. Hasil. Analisis ini menghasilkan 21 (dua puluh satu) kelas berdasarkan kombinasi tipe vegetasi dan ketinggian, vegetasi mangrove seluas 51,42 ha dan bukan mangrove seluas 3,88 ha mampu menyimpan total 473,06 ton C, dimana total AGB = 19,57 ton/ha dikonversi menjadi 9,20 C ton/ha, berdasarkan hasil DPSIR dijelaskan bahwa faktor pendorong belum optimalnya ekosistem mangrove adalah kebutuhan ekonomi masyarakat pesisir yang semakin meningkat dan kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan lingkungan. Kemudian tekanan konversi alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak atau pemukiman yang tinggi hal ini menyebabkan penurunan kualitas ekosistem mangrove dan berdampak pada penurunan cadangan karbon. Kesimpulan Penggunaan data UAV membantu menghasilkan gambaran yang akurat tentang kondisi ekosistem mangrove, dan adanya variasi dalam cadangan karbondan dampak interaksi sosial yang kompleks. Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan dan seimbang diperlukan untuk memaksimalkan manfaat ekonomi tanpa merusak kelestarian lingkungan. Model estimasi cadangan karbon mangrove dan dinamika sosial di kawasan wisata, seperti di Tongke-tongke, merupakan kajian yang mengedepankan pentingnya pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan. Melalui penggunaan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), estimasi cadangan karbon dapat dilakukan secara akurat dengan pemetaan tutupan vegetasi mangrove dan analisis biomassa.