STRUKTUR DAN RESILIENSI PETANI PEMANEN PADA HUTAN RAKYAT DI DESA PESSE KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG = STRUCTURE AND RESILIENCE OF FARMER HARVESTERS IN COMMUNITY FORESTS IN PESSE VILLAGE, DONRI-DONRI SUB-DISTRICT SOPPENG DISTRICT

Struktur nafkah setiap rumah tangga petani berbeda-beda, begitu pun dengan tingkat resiliensi yang dimiliki oleh sebuah rumah tangga petani. Berbagai aktivitas nafkah yang banyak dapat membantu meningkatkan pendapatan dan resiliensi nafkah sebuah rumah tangga, sehingga menarik untuk meneliti dengan struktur dan resiliensi nafkah yang dibangun oleh rumah tangga petani hutan rakyat. Jumlah responden setiap dusun sebanyak 60 petani yang diperoleh berdasarkan besaran persentase rumah tangga yang menguasai lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pengelolaan lahan agroforestri petani, serta bagaimana struktur nafkah rumah tangga petani dan resiliensi petani yang berada di sekitar hutan di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan lahan agroforestry oleh petani berdasarkan kepemilikan lahannya terbagi menjadi dua yaitu sebanyak 60% petani mengolah sendiri. Sebesar 40% tanah garapan, dan memiliki perjanjian bagi hasil secara lisan atas dasar kepercayaan antara pemilik lahan dan penggarap. Sedangkan strategi nafkah petani bukan hanya dari sektor pertanian, tapi juga non pertanian. Memilih 60 responden menggunakan teknik purposive sampling. Struktur strategi nafkah dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari intensifikasi satu sektor, diversifikasi pendapatan atau pola nafkah ganda, rekayasa spasial atau migrasi. Mekanisme adaptasi yang dilakukan adalah menjual tanah, sebanyak 83% dan persentase yang paling kecil yang dilakukan oleh petani agroforestri mendorong anggota rumah tangga membantu keuangan rumah tangga dan mengontrol pendapatan dan pengeluaran yang nilainya masing-masing 1,67. Persentase pekerjaan yang terbesar adalah petani membuka warung yaitu sebesar 36% dan terkecil adalah montir. Begitu pun waktu yang dibutuhkan untuk bisa kembali dalam keadaan normal kurang lebih sekitar 3 hingga 6 bulan