Pemodelan dan Simulasi Bnajir di Daerah Aliran Sungai Tangka = Flood Modeling and Simulation in the Tangka River Basin

SAGIMAN SADJIDIN. Simulas dan Pemidelan di Daerah Aliran Sungai Tangka (dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Syamsu Rijal, S.Hut., M.Si., IPU.). Latar Belakang. Banjir merupakan peristiwa di mana wilayah daratan yang biasanya kering terendam akibat peningkatan volume air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Tangka di Sulawesi Selatan sering mengalami banjir yang berdampak pada masyarakat. DAS Tangka di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tingkat kerawanan banjir yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian pola penutupan lahan, di mana lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air malah dijadikan lahan pertanian oleh penduduk setempat. Tujuan. Penelitian ini bertujuan meengidentifikasi daerah yang terdampak banjir di DAS Tangka menggunakan pemodelan hidrologi dan hidrolika berbasis spasial. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada instansi terkait guna meningkatkan upaya mitigasi bencana, terutama dalam hal banjir. Metode. Penelitian dilakukan di DAS Tangka yang mencakup Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini Menggunakan data DEM, peta batas DAS, citra Landsat, jenis tanah dan data iklim. Pemodelan menggunakan model SWAT untuk analisis hidrologi dan model HEC-RAS untuk simulasi banjir sehingga dapat memberikan arahan mitigasi bencana. Kesimpulan. Penelitian ini menganalisis dinamika hidrologis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tangka menggunakan pengumpulan data lapangan, simulasi banjir dengan HEC-RAS, dan pemodelan debit dengan SWAT. Hasil menunjukkan daerah terkena banjir di Bulupoddo, Kajuara, dan Sinjai Utara. Rekomendasi mitigasi meliputi pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan perencanaan agrodorestri. Implementasi strategi ini diharapkan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap banjir dan mendukung pengelolaan sumber daya air di DAS Tangka, serta membantu pengambil kebijakan dalam langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif.