Valuasi Ekonomi Wisata Alam Air Terjun Mata Buntu di Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur = Economic Valuation of Mata Buntu Waterfall Nature Tourism in Ledu-ledu Village, Wasuponda District, East Luwu Regency

Latar Belakang. Penilaian manfaat ekonomi dari suatu sumberdaya menjadi salah satu faktor untuk menentukan kelestarian pada sumberdaya tersebut. Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi wisata Air Terjun Mata Buntu, yang termasuk dalam empat destinasi wisata paling banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat dan perhatian pemerintah akan pengelolaan wisata Air Terjun Mata Buntu maka sangat berdampak signifikan pada masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut. Wisata ini berpotensi memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi Masyarakat, mulai dari aktivitas perdagangan di sekitar kawasan wisata hingga pemanfaatan aliran air untuk irigasi pertanian dan budidaya. Sehingga diperlukan adanya perhitungan nilai ekonomi sumberdaya untuk membantu masyarakat sekitar dalam mengelola sumberdaya alam air terjun mata buntu. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai manfaat ekonomi dari sumberdaya alam Air Terjun Mata Buntu dengan menggunakan pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost method). Metode. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi didukung data hasil wawancara dan studi literatur. Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai ekonomi objek wisata, nilai ekonomi total, dan karakteristik pengunjung. Hasil. Nilai ekonomi yang diperoleh dari kawasan wisata Air Terjun Mata Buntu menggunakan metode biaya perjalanan diperoleh sebesar Rp.2.314.882.819/tahun dengan kunjungan sebanyak 5.100 dan nilai surplus konsumen yang diperoleh sebesar Rp.151.299,53/kunjungan. Data diatas diperoleh dengan melihat beberapa faktor diantaranya biaya perjalanan, pendapatan individu, dan jarak ke objek wisata. Air Terjun Mata Buntu sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, selain berpeluang sebagai sumber penghasilan dengan cara berdagang di sekitar kawasan juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar atau kelompok tani untuk mengairi lahan pertaniannya