ARDILA, NURUL PUTRI (2025) STRUKTUR KOMUNITAS IKTIOFAUNA DI PERAIRAN SUNGAI PUTE, KAWASAN KARST MAROS, SULAWESI SELATAN = ICHTHYOFAUNA BIODIVERSITY IN PUTE RIVER, MAROS KARST AREA, SOUTH SULAWESI. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of cover]](/49479/1.hassmallThumbnailVersion/L021211054-6BsigW5RF1vpbr2Z-20250203095841.jpg)

L021211054-6BsigW5RF1vpbr2Z-20250203095841.jpg
Download (309kB) | Preview
![[thumbnail of bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
L021211054-1-2.pdf
Download (541kB)
![[thumbnail of dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
L021211054-dp.pdf
Download (214kB)
![[thumbnail of full text]](/style/images/fileicons/text.png)
L021211054-full.pdf
Restricted to Repository staff only until 30 January 2027.
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang. Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah, termasuk kawasan karst. Salah satu kawasan karst terbesar di Indonesia adalah Kawasan Karst Maros, Sulawesi Selatan, dengan Sungai Pute sebagai bagian dari Daerah Aliran Sungai Maros. Informasi tentang iktiofauna di kawasan ini masih terbatas, meskipun memiliki tingkat endemisitas tinggi yang memerlukan kajian lebih lanjut. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis struktur komunitas iktiofauna di Sungai Pute, meliputi komposisi jenis, kelimpahan dan indeks ekologi untuk mendukung kebijakan pengelolaan kawasan serta pelestarian spesies ikan. Metode. Penelitian ini dilakukan di Sungai Pute, Kawasan Karst Maros, Sulawesi Selatan dari bulan Agustus hingga Oktober 2024, dilakukan di tiga stasiun selama tiga bulan dengan pengambilan sampel menggunakan jaring insang (gillnet). Analisis data meliputi kelimpahan relatif, Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (E) Shannon-Wiener, serta Indeks Dominansi (D) Simpson. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2019. Hasil. Selama penelitian ini ditemukan 10 spesies ikan dari 9 famili dan 7 ordo, dengan kelimpahan tertinggi pada Marosatherina ladigesi (57,03%). Nilai indeks keanekaragaman menunjukkan tekanan ekologi tinggi (H'≤2,3) yang menunjukan adanya distribusi spesies yang tidak merata, sementara nilai indeks keseragaman (E) dan nilai indeks dominansi (D) menunjukkan tekanan ekologi sedang yang mengindikasikan adanya dominasi spesies tertentu tetapi belum sepenuhnya merusak lingkungan. Kesimpulan. Berdasarkan indeks keanekaragaman menunjukkan stasiun pengambilan sampel mengalami tekanan ekologi tinggi, sedangkan berdasarkan indeks keseragaman dan indeks dominansi mengalami tekanan ekologi sedang.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | struktur komunitas; iktiofauna; karst maros; indeks ekologi |
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Unnamed user with username pkl2 |
Date Deposited: | 16 Sep 2025 06:19 |
Last Modified: | 16 Sep 2025 06:19 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/49479 |