ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SANTRI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE DESIGN THINKING STUDI KASUS: YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK INFORMATIKA = ANALYSIS AND DESIGN OF A WEB-BASED STUDENT MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM USING THE DESIGN THINKING METHOD CASE STUDY: PONDOK INFORMATIKA EDUCATIONAL FOUNDATION

Latar Belakang. Indonesia memiliki beragam jenjang pendidikan, baik formal maupun nonformal. Salah satu bentuk pendidikan nonformal yang memiliki peran penting adalah pendidikan di pesantren atau pondok. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, lembaga pendidikan, termasuk pesantren, memerlukan sistem informasi yang mendukung pengelolaan data secara efisien dan terpadu. Pondok Informatika menghadapi beberapa kendala dalam pengelolaan santri yang kurang efisien dan minim interaktivitas dengan pengguna. Hal ini menyulitkan pengelola dalam memberikan layanan pendidikan yang optimal kepada para santri. Proses manajemen santri yang kurang efisien dan ketergantungan pada sistem manual menjadi hambatan dalam manajemen informasi santri, sehingga memerlukan adanya sistem informasi yang lebih efisien dan interaktif. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe Sistem Informasi Manajemen Santri yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Metode. Analisis dan Perancangan menggunakan metode Design Thinking yang mempunyai lima tahapan yaitu tahap Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Evaluasi pengguna di tahap Test menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Jika hasil evaluasinya tidak mencapai skor rata-rata maka penelitian akan diulang mulai dari tahap Define. Penelitian tersebut akan terus diulang hingga hasil evaluasi pengguna mencapai minimal skor rata-rata. Hasil. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Santri dengan Metode Design Thinking menghasilkan prototipe website dengan pengujian menggunakan metode System Usability Scale (SUS), diperoleh rata-rata skor SUS sebesar 78.90. Dalam kategori Acceptability Ranges, skor ini termasuk dalam kategori Acceptable. Berdasarkan Grade Scale, skor ini tergolong dalam level C, yang menunjukkan kinerja yang baik. Dalam Adjective Rating, skor tersebut termasuk dalam kategori Good. Kesimpulan. Metode Design Thinking efektif dalam mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pengguna melalui tahapan Empathize dan Define. Pada tahap Ideate, solusi dikembangkan dengan merancang fitur sistem, diagram UML dan ERD, yang kemudian diwujudkan menjadi prototipe pada tahap Prototype. Evaluasi pada tahap Test menunjukkan bahwa prototipe ini memiliki lima fitur modul untuk pengguna seperti santri, mentor, dan orang tua, serta tujuh fitur modul untuk admin. Berdasarkan pengujian SUS, prototipe sistem diterima dengan baik oleh pengguna, tetapi masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan skor evaluasi dan menyediakan panduan pengguna agar fitur yang ada dapat digunakan dengan lebih optimal.