Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberian Makananan Tambahan Dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Madatte Wilayah Kerja Puskesmas Pekkabata Kabupaten Polewali Mandar = Evaluation Of The Implementation Of The Supplementary Food Program In The Prevention Of Stunting In Madatte Village, Work Area Pekkabata Public Health Center, Polewali Mandar District

Dini Dwi Pratiwi Chaerul, EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN MADATTE WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKKABATA KABUPATEN POLEWALI MANDAR. (dibimbing oleh Amran Razak dan Darmawansyah) Latar Belakang. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa pertumbuhan dan perkembangan awal anak, sehingga menghambat perkembangan fisik, meningkatkan angka kesakitan, menghambat perkembangan mental anak, bahkan dapat berujung pada kematian. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan program intervensi terhadap Balita yang menderita kurang gizi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak sehinggga tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan usia anak tersebut. Metode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Wawancara dilakukan dengan 7 informan di antaranya 2 informan kunci dan 5 informan pendukung. Hasil. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di wilayah kerja Puskesmas Pekkabata telah memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan gizi dan berat badan pada anak. Indikator input Sumber daya manusia yang ada sudah cukup, namun kurangnya petugas gizi menjadi kendala. Sarana dan prasarana yang mendukung, meskipun masalah kendaraan pengantaran makanan masih menjadi hambatan. Sasaran program ditentukan berdasarkan hasil screening di Posyandu. Pendanaan berasal dari Dana Operasional Kesehatan (BOK) dengan alokasi yang memadai. Proses perencanaan dan pengorganisasian berjalan dengan baik meskipun ada tantangan dalam pembagian tugas. Pelaksanaan PMT mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dengan pengawasan rutin setiap minggu dengan indikator output didapatkan sekitar 50% balita mengalami peningkatan berat badan, meskipun penurunan angka stunting belum signifikan. Dampak program terlihat dari peningkatan status gizi balita dan tantangan mengedukasi masyarakat sampai ketidaktertarikan anak terhadap makanan yang diberikan masih perlu diatasi. Sehingga program PMT perlu dilaksanakan lebih efektif dengan peningkatan koordinasi dan pemantauan rutin. Kesimpulan. Pelaksanaan program PMT telah berjalan dengan baik dan telah sesuai dengan prosedur yang diberikan dilihat melalui anggaran, sasaran, sarana prasana, pelaksanaan program sampai dengan monitoring pemantauan dan evaluasi program PMT yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh sehingga adanya dampak yang didapatkan setelah program berjalan dengan peningkatan angka status gizi yang bisa berdampak baik juga dari penurunan stunting apabila program terus terlaksana dengan baik dan dipantau lebih rutin.