Model AMBI Dalam Pendampingan Kader Terhadap Perilaku Pemberian MP-ASI Pada Ibu Baduta Suku Taa Di Kecamatan Batui Selatan Kabupaten Banggai = Model AMBI in Cadre Mentoring to Behavior of Complementary Feeding (MP-ASI) to Mothers of Under Two-Toddlers of the Taa Tribe in South Batui District, Banggai Regency

Latar belakang. Pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi di bawah usia dua tahun sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Faktor pendampingan, Domain perilaku dan budaya kelompok etnis tertentu memengaruhi cara pemberian makanan pendamping ASI. Tujuan Penelitian Untuk membangun model AMBI sebagai model pendampingan kader pada Ibu Baduta Suku Taa dalam Pemberian MP-ASI di Kecamatan Batui Selatan. Metode Penelitian ini menggunakan Metode (Mixed Methods) dengan desain Sekuensial Eksploratoris. Data kualitatif dikumpulkan melalui FGD, wawancara mendalam, dan observasi yang melibatkan 7 kader Posyandu, 10 ibu dari kelompok etnis Taa, 2 tokoh masyarakat, ketua kader, dan seorang ahli gizi dari puskesmas Sinorang. Selanjutnya dilakukan Pengembangan Modul Pendampingan Model AMBI dan latihkan ke Kader Suku Taa. Data Kuantitatif dikumpulkan dengan pretest posttest kepada Kader saat pelatihan dan 39 ibu Baduta Suku Taa sebelum dan setelah pendampingan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan SPSS dengan uji paired sampel t test dan Uji McNemar, serta ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil. Penelitian ini menemukan praktik tradisional yang disebut “Pusiri,” dengan makanan pertama berupa pisang dengan nama lokal yang disebut Louwe, pemberian MP-ASI pada Baduta Suku Taa belum tepat terkait tektur, waktu pemberian dan keberagaman. Pengembangan Model AMBI berhasil dilatihkan kepada kader dan terdapat perbedaan nilai pretest posttest dengan p-value = 0,017. Pada pelaksanaan pendampingan kader kepada Ibu Baduta selama 12 minggu dengan metode kunjungan rumah seminggu sekali secara signifikan meningkatkan pengetahuan dengan nilai mean diference pretest dan posttest sebesar 15,2 Point dan nilai p-value <0,001. Sikap terdapat peningkatan dengan mean diference 19,3 dan nilai p-value <0,001. Tindakan/praktik terjadi peningkatan dengan mean diference 18,5 dan nilai p-value <0,001. Pada hasil uji McNemar Test untuk data kategori, Pengetahuan kategori Baik meningkat dari 23,1% menjadi 64,1% dengan p-value < 0,001, sikap kategori positif meningkat dari 25,6% menjadi 76,9% dengan p-value < 0,001, dan tindakan kategori tepat meningkat dari 15,4% menjadi 43,6% p-value = 0,001. Terdapat perubahan pola konsumsi jenis makanan khususnya konsumsi Protein khususnya telur pada minggu pertama pendampingan sebanyak 41,1% dan meningkat secara signifikan sebesar 69,2% pada minggu selanjutnya. Kesimpulan. Ditemukan tradisi Pusiri dalam praktik pemberian MP-ASI pada suku Taa, dan pemberian MP-ASI belum tepat. Pendampingan model AMBI berhasil dikembangakan dengan modul yang dilatihkan kepada kader suku Taa. Pendampingan Model AMBI berhasil meningkatkan pengetahuan, sikap dan Tindakan Ibu baduta suku Taa dalam pemberian MP-ASI. Pelatihan yang berkelanjutan untuk kader direkomendasikan untuk mempertahankan manfaat dari pendampingan Model AMBI, dengan tindak lanjut yang teratur.