AUTOKORELASI SPASIAL DETERMINAN PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN ISPA PADA BALITA DI INDONESIA (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2022/2023) = SPATIAL AUTOCORRELATION DETERMINANTS OF HEALTH SEEKING BEHAVIOR FOR ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTIONS AMONG TODDLERS IN INDONESIA (Analysis of Indonesian Demographic and Health Survey Data 2022/2023)


Arif, Asmiati (2025) AUTOKORELASI SPASIAL DETERMINAN PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN ISPA PADA BALITA DI INDONESIA (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2022/2023) = SPATIAL AUTOCORRELATION DETERMINANTS OF HEALTH SEEKING BEHAVIOR FOR ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTIONS AMONG TODDLERS IN INDONESIA (Analysis of Indonesian Demographic and Health Survey Data 2022/2023). Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
K012232022-.png

Download (116kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
K012232022-1-2.pdf

Download (491kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
K012232022-dp.pdf

Download (196kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
K012232022-full.pdf
Restricted to Repository staff only until 17 February 2027.

Download (6MB)

Abstract (Abstrak)

Latar Belakang. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Global Burden of Disease Study (2023) melaporkan sekitar 500 juta episode ISPA terjadi setiap tahun pada balita, dengan rata-rata 3-6 episode per anak. WHO (1991) mengungkapkan bahwa angka kematian dan kesakitan anak dapat dikurangi sebesar 20% jika dilakukan perilaku pencarian pengobatan yang tepat. Tujuan. Menganalisis determinan perilaku pencarian pengobatan ISPA pada balita di Indonesia dengan pendekatan analisis spasial. Metode. Studi ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Data diperoleh dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2022/2023. Analisis menggunakan metode Global Moran's I dan LISA. Hasil. Terdapat autokorelasi spasial positif pada anak usia ≥ 2 tahun, anak perempuan, ibu tidak sekolah, ibu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, ibu bekerja, wilayah pedesaan, jarak ke faskes yang dianggap masalah, indeks kekayaan rumah tangga kategori terbawah dan menengah atas, serta balita yang memiliki asuransi kesehatan. Dalam konsep spasial, semua kategori tersebut cenderung mengelompok dalam hal pencarian pengobatan ISPA. Sebaliknya, terdapat autokorelasi spasial negatif pada anak usia < 2 tahun, anak laki-laki, gejala ISPA, ibu dengan pendidikan dasar, ibu tidak bekerja, wilayah perkotaan, jarak ke faskes yang dianggap bukan masalah, indeks kekayaan rumah tangga kategori menengah bawah, menengah, dan teratas, serta balita tanpa asuransi kesehatan. Dalam konsep spasial, semua kategori tersebut cenderung tersebar dalam hal pencarian pengobatan ISPA. Sementara itu, wilayah yang mengindikasikan adanya pengelompokan maupun persebaran terjadi pada provinsi yang beragam. Kesimpulan. Analisis spasial mengungkapkan adanya heterogenitas yang signifikan dalam perilaku pencarian pengobatan ISPA pada balita di Indonesia. Berbagai determinan seperti karakteristik anak, ibu, dan akses pelayanan kesehatan menunjukkan pola autokorelasi spasial yang bervariasi dengan pengelompokan spasial yang beragam di tingkat provinsi. Temuan ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih terarah dan sesuai dengan karakteristik wilayah.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: ISPA, perilaku ibu, pencarian pengobatan, balita
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kesehatan Masyarakat > Kesehatan Masyarakat
Depositing User: Unnamed user with username pkl2
Date Deposited: 01 Sep 2025 06:48
Last Modified: 01 Sep 2025 06:48
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48852

Actions (login required)

View Item
View Item