RAMADHAN, MUH. IRSAN (2025) QUALITATIVE SENTIMENT ANALYSIS TENTANG POLARISASI POLITIK DI MEDIA SOSIAL: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGIS PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2024 = QUALITATIVE SENTIMENT ANALYSIS ON POLITICAL POLARIZATION ON SOCIAL MEDIA: A PSYCHOLOGICAL OVERVIEW AT THE 2024 PRESIDENTIAL ELECTION. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/48796/1.hassmallThumbnailVersion/C021201027-8Rjc6KwadtOTlJVn-20250320110107.jpg)

C021201027-8Rjc6KwadtOTlJVn-20250320110107.jpg
Download (409kB) | Preview
![[thumbnail of Bab 1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C021201027-1-2.pdf
Download (235kB)
![[thumbnail of DapusFi]](/style/images/fileicons/text.png)
C021201027-dp.pdf
Download (194kB)
![[thumbnail of Fulltex]](/style/images/fileicons/text.png)
C021201027-full.pdf
Restricted to Repository staff only until 26 February 2027.
Download (9MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang. Pada umumnya, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pemilih dalam menentukan kandidat presidennya, salah satunya trend media sosial untuk dukungan dan kampanye. Namun, media sosial menimbulkan permasalahan yakni ujaran kebencian, ketidaksukaan ekstrem, dan antipati antar kelompok pendukung. Fenomena ini disebut sebagai polarisasi politik, dimana dapat menyebabkan masalah psikologis yakni stress, ketegangan sosial pada pertemanan dan keluarga serta gangguan mental. Polarisasi di media sosial lebih kuat daripada di dunia nyata karena bersifat anonim dan tidak terkendali yang memudahkan penyebaran pendapat dan kebencian kepada kelompok lain. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran tentang polarisasi politik di media sosial melalui sebuah tinjauan psikologis pada pemilihan presiden indonesia 2024. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif big data. Penelitian ini melibatkan penggunaan coding, scrapping, dan analisis sentimen otomatis. Hasil. Hasil penelitian ditemukan beragam aspek pada pra pemilihan suara yakni collective aspiration, group-based motivation, collective efficacy, kebijakan nasional, emotional-based group, identitas sosial, group norms, kritik, group favoritsm, satire atau sarcasm, skepticism, hate speech, streotipe. issue-bassed framing. Pada pasca ditemukan aspek meliputi dukungan, rasa puas, sikap supportif, kepercayaan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah, propaganda, group hostility, satire atau sarcasm. Kemudian Youtube di dominasi dengan aspek satire,sarcasm dan ejekan, sedangkan X mencakup issue-bassed, kritik, dan informatif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa polarisasi politik, dalam hal ini polarisasi isu dan polarisasi afektif ditemukan di media sosial. Temuan tersebut berisi aspek psikososial yang di dapat dari sentimen positif dan negatif baik itu pra dan pasca pemilihan suara. Walaupun terjadinya pergeseran dinamika psikologis menjadi lebih mengerucut dari sebelumnya, namun tetap adanya polarisasi di kedua media sosial pada pasca pemilihan suara. Youtube menjadi media dengan aspek polarisasi lebih banyak dibandingkan dengan X. Sebagaimana temuan tersebut, perbedaan karakteristik platform memberikan perbedaan intensitas polarisasi yang berbeda.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | polarisasi, polarisasi politik, pemilu, social identity, media sosial |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > Psikologi |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 01 Sep 2025 01:21 |
Last Modified: | 01 Sep 2025 01:21 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48796 |