WIDJAJA, DEDDY SETIAWAN (2025) KARAKTERISTIK STRIKTUR URETRA REKURENS DAN NON REKURENS DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR = COMPARISON PROFILE OF RECURRENT AND NON-RECURRENT URETRA STRICTURE AT WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL, MAKASSAR. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
![[thumbnail of Cover]](/48746/1.hassmallThumbnailVersion/C045192010-Cover.png)

C045192010-Cover.png
Download (197kB) | Preview
![[thumbnail of Bab1-2]](/style/images/fileicons/text.png)
C045192010-1-2(FILEminimizer).pdf
Download (492kB)
![[thumbnail of Dapus]](/style/images/fileicons/text.png)
C045192010-dp(FILEminimizer).pdf
Download (109kB)
![[thumbnail of Full Text]](/style/images/fileicons/text.png)
C045192010-full(FILEminimizer).pdf
Restricted to Repository staff only until 15 January 2027.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Striktur uretra adalah penyempitan uretra yang tidak normal akibat jaringan parut yang diakibatkan oleh infeksi atau cedera. Meskipun telah tersedia berbagai strategi penatalaksanaan, angka kekambuhan striktur uretra tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik striktur uretra rekuren dan non rekuren di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, dengan menggunakan desain retrospektif potong lintang. Rekam medis pasien striktur uretra dari Januari 2019 hingga Desember 2023 ditinjau. Variabel yang dianalisis meliputi usia, indeks massa tubuh (IMT), panjang striktur, lokasi striktur, komorbiditas, jenis prosedur, etiologi, dan Erectile Hardness Score (EHS). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square, uji eksak Fisher, uji-t, dan uji Mann-Whitney, dengan tingkat signifikansi p<0,05. Hasil Di antara 221 pasien, 62,9% mengalami striktur yang tidak berulang, sementara 37,1% mengalami kekambuhan. Faktor risiko utama adalah hipertensi (42,5%). Lokasi penyempitan yang paling umum adalah uretra buli-buli (55,7%), dengan 90,5% penyempitan berukuran kurang dari 3 cm. Uretrotomi internal adalah prosedur yang paling banyak dilakukan (91,0%). Perbedaan signifikan diamati pada BMI (p=0,004) dan EHS (p<0,001), sementara variabel lain, termasuk usia, lokasi, panjang striktur, jenis prosedur, dan etiologi, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik (p>0,05). BMI dan EHS secara signifikan berhubungan dengan striktur uretra berulang. Temuan ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam pencegahan dan pengelolaan striktur uretra untuk meminimalkan risiko kekambuhan. Kata kunci: Striktur uretra, berulang, faktor risiko, uretrotomi internal, uretroplasti.
Kata kunci: Striktur uretra, berulang, faktor risiko, uretrotomi internal, uretroplasti.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Urethral stricture, Recurrent, Risk factors, Internal urethrotomy, Urethroplasty. |
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Bedah |
Depositing User: | Rasman |
Date Deposited: | 29 Aug 2025 02:59 |
Last Modified: | 29 Aug 2025 02:59 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/48746 |